Senin, 20 Desember 2010

Pura Tirta Empul



Jalan - jalan atau liburan juga bisa ke Tirta Empul. Sambil foto - foto. Waktu manis Kungian terakhir MONA kesana Rame banget yang melukat, tapi MONA tidak ikut. Soalnya tidak bawa baju ganti. hehehe...
Ni simak sejarahnya ya.. Dibali telah dikenal sebagai pulau seribu pura. Ada pura Besakih yang merupakan pura terbesar di Bali, Pura Uluwatu di kawasan Uluwatu dan masih banyak lagi. Di antaranya adalah pura yang satu ini. Dalam perjalanan menuju Kintamani, kita akan menyinggahi Istana Negara Tampaksiring terlebih dulu. Nah, tepat di bawah kawasan istana negara Tampak Siring inilah pura Tirta Empul berada.

Tirta Empul bermakna air suci yang menyembur dari dalam tanah.

Cerita awalnya bersumber dari sebuah prasasti Batu yang masih tersimpan di Desa Manukaya menyebutkan pura ini dibangun oleh Sang Ratu Sri Candra Bhayasingha Warmadewa di daerah Manukaya. Prasasti ini memuat angka tahun 882 caka (960 masehi). Di sini terdapat sebuah mata air yang sangat besar, yang hingga sekarang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Kekunaan yang terdapat disini ialah sebuah lingga-yoni dan arca lembu.

Layaknya pura-pura lain di Bali, pura ini memiliki 3 bagian yang merupakan jaba pura (halaman muka), jaba tengah (halaman tengah), dan jeroan (bagian dalam). Pada Jabe Tengah terdapat dua buah kolam persegi empat panjang, dan kolam tersebut mempunyai 30 buah pancuran yang berderet dari timur ke barat menghadap ke selatan. Masing-masing pancuran itu menurut tradisi mempunyai nama tersendiri, diantaranya pancuran pengelukatan, pebersihan sidamala, dan pancuran cetik (racun).

Pancuran cetik (racun) dan nama Tirta Empul ada hubungannya dengan mitologi, yaitu peleburan Mayadenawa raja Batu Anyar (Bedulu) dengan bhatara Indra. Dalam metologi itu diceritakan bahwa raja Mayadenawa bersikap sewenang-wenang dan tidak mengizinkan rakyat untuk melaksanakan upacara-upacara keagamaan untuk memohon keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa. Setelah perbuatan itu diketahui oleh para dewa, maka para dewa yang dipimpin oleh dewa Indra menyerang Mayadenawa.

Akhirnya Mayadenawa dapat dikalahkan dan melarikan diri dan sampailah di sebelah utara desa Tampak Siring. Dengan kesaktiannya, Mayadenawa menciptakan mata air cetik yang mengakibatkan banyak para laskar bhatara Indra yang gugur akibat minum air tersebut.Melihat hal ini maka bhatara Indra segera menancapkan tombak dan memancarkan air dari dalam tanah. Tirta Empul dan mata air ini dipakai untuk memerciki para pasukan dewa sehingga tidak beberapa lama hidup lagi seperti sedia kala.

Metologi ini mungkin ada pengaruhnya dengan raja Majapahit ke Bali. Ekspedisi Patih Gajah Mada dari kerajaan Majapahit yang datang ke Bali pada tahun 1314 digambarkan sebagai bhatara Indra dan bhatara Sri Astasura Bhumi Banten yang memerintah dan berkedudukan di Bedulu digambarkan sebagai raja Mayadenawa. Menurut cerita rakyat setempat, metologi Mayadenawa juga dihubungkan dengan hari raya Galungan yang jatuh pada hari Rabu Kliwon Dungulan. Galungan adalah lambang perjuangan antara Dharma melawan Adharma, kebenaran melawan kejahatan. Bertepatan dengan hari raya Galungan semua seni tari Barong sakral dari desa-desa yang ada di wilayah kabupaten Gianyar dimandikan dengan air suci Tirta Empul. Barong adalah lambang dari kebaikan.

Rabu, 01 September 2010

Gunung Semeru


Lokasi di Senduro, Puncak Mahameru mempunyai ketinggian ± 3.676 m diatas permukaan laut dengan kawah Jonggring Saloko dipuncaknya, adalah obyek wisata bagi penghobi pendaki dengan kondisi alam yang menantang. Di Puncak Mahameru pada hari besar nasional atau setiap tanggal 17 Agustus dan 10 November dijadikan tempet upacara oleh para pendaki dari berbagai penjuru nusantara didunia sambil menikmati panorama matahari terbit dan panorama matahari tenggelam dari puncak gunung tertinggi di pulau Jawa ini, sebelum mencapai puncak Semeru / Mahameru terdapat hamparan rumput atau safana yang luas dengan kabut tebalnya yang sangat indah

Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang

Gak gampang untuk dapat mewujudkan tegaknya pura di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Di lambung sebelah timur Gunung Semeru itu, nyaris 20 tahun penganut Hindu memendam kerinduan untuk dapat mendirikan bangunan suci berupa pura. Impian itu seperti begitu sulit diwujudkan. Izin pendirian tak mudah didapat dan dana pun tidak otomatis mudah digalang. Begitu lama warga penganut Hindu ini berpuas diri hanya dengan mabakti (sembahyang) di Sanggar Pamujon yang ada hampir di setiap desa di Kecamatan Senduro, Lumajang.

Keinginan pemeluk Hindu di Lumajang dan sekitarnya untuk membuat pura sesungguhnya telah muncul sejak tahun 1969. Keinginan ini tampak bersambut dengan keinginan sejumlah tokoh Hindu di Bali, terutama sejak diadakan nuur tirta (memohon air suci) dari Bali langsung ke Patirtaaan Watu Kelosot, di kaki Gunung Semeru, berkaitan dengan diaturkan upacara agung Karya Ekadasa Rudra di Pura Agung Besakih, di lambung Gunung Agung, Bali, Maret 1963. Kegiatan nuur tirta ke Watu Kelosot itu kembali dilakukan pada tahun 1979 berkaitan dengan digelarnya lagi upacara Ekadasa Rudra di Pura Agung Besakih. Pada akhir rangkaian Ekadasa Rudra tahun 1979 ini bahkan juga dilakukan upacara majauman ke Patirtaan Watu Kelosot.

Sejak itu dimulailah tradisi rutin nuur tirta saban kali di Besakih dan pura kahyangan jagat lain di Bali diaturkan upacara berskala besar. Kawasan Gunung Sumeru dengan mata air suci Watu Kelosot pun makin dikenal kalangan umat Hindu di Bali maupun di luar Bali. Sebelumnya manakala diaturkan upacara-upacara besar di tempat-tempat suci atau pura kahyangan jagat di Bali, para pandita atau sulinggih (pendeta) biasanya cukup hanya ngaskara ke Gunung Semeru, memohon ke hadapan Hyang Siwa Pasupati yang diyakini berstana di puncak Gunung Semeru. Seiring dengan kesadaran dan penghayatan umat Hindu terhadap ajaran agama, ditopang pula oleh kemajuan teknologi transportasi, nuur atau mendak tirta ke Gunung Semeru pun dilakukan langsung.

Toh, kendala teknis praktis kian dirasakan timbul dalam perjalanan waktu kemudian. Jarak tempuh Bali-Watu Kelosot yang bisa menghabiskan waktu 9-11 jam sekali tempuh, kerap mengharuskan umat Hindu bermalam di kawasan Lumajang. Andaikan sekadar menginap tentu tidak masalah, karena bisa bermalam di hotel mana saja. Rasa hati kurang sreg, kurang mantap, muncul manakala menginap sambil ngiring tirta yang baru saja dimohon penuh rasa bakti di petirtaan Watu Kelosot. Terasa kurang etis, tidak anut, bila menginapkan air suci di hotel. Dari sini kian kuat kukuhlah dorongan keinginan mendirikan tempat suci di sekitar Gunung Semeru.

Tidak hanya masalah teknis praktis dan etis dijadikan pertimbangan. Pendirian pura di kawasan dataran tinggi ini juga didasari konsep yang ditopang sumber-sumber rujukan kuat susastra-agama maupun sumber-sumber sejarah kuno. Dalam pandangan Hindu, dataran tanah atau gunung tertinggi merupakan kawasan tersuci secara spiritual. Ini tentu sangat tepat dengan posisi Gunung Semeru sebagai gunung tertinggi di tanah Jawa, bahkan di Kepulauan Nusantara. Kawasan ini secara historis juga disebut-sebut sebagai kawasan suci semasa Jawa Kuno, sebagaimana dapat disusuri dari sumber susastra Nagarakertagama berbahasa Jawa Kuno.

Izin lokasi pendirian pura diajukan, tetapi ditolak Bupati Lumajang dengan alasan tempat sempit dan dekat pemukiman non-Hindu. Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat sempat menawarkan lokasi di Desa Kertasari, namun ditolak umat, karena merupakan daerah aliran lahar Gunung Semeru. Sampai akhirnya lokasi berdirinya pura sekarang ini dipilih, dengan luas awal cuma 25 x 60 meter, belakangan ditambah lagi menjadi 25 x 65 meter, seharga Rp 4,5 juta. Izin diajukan kembali, tiga tahun kemudian baru turun dari aparat berwenang.

Panitia Senduro-Bali

Pura dibangun bertahap. Setelah batu bata terbeli, padmasana mulai dibangun, menghadap ke timur. Tetapi tidak bisa dituntaskan. Dipindah agak ke utara (masih menghadap ke timur), tidak bisa diselesaikan juga. Ada pawisik (petunjuk gaib) agar dihadapkan ke selatan. Sejak itu pembangunan lancar dan punia (sumbangan) mengalir dari umat di Bali maupun di luar Bali.

Pendirian pura bertambah lancar setelah rombongan dari Bali, antara lain Jero Gede Alitan Batur, Tjok Gede Agung Suyasa, Mangku Sueca dari Besakih, tahun 1989 saat nuur tirta (memohon air suci) ke Semeru bertemu umat Hindu asli kawasan Semeru. Rombongan dari Bali ini pun bergabung dengan tim pembangunan pura setempat. Panitia gabungan Sendoro-Bali dibentuk terpadu. Rencana pun kian mengembang seiring dengan mengalirnya punia dari para bakta, umat penderma. Guna menjaga ketertiban dan pertanggungjawaban pengorganisasian, Parisada Kabupaten Lumajang lantas menunjuk sejumlah bakta (umat yang bersedia tulus berkorban) sebagai Panitia Penggalian Dana dan Pembangunan Pura Semeru, lewat Surat Penunjukan nomor 94/PHDI-LMJ/IV/1991.

Ketika awal diserahi tugas membangunan fisik pura, panitia cuma disodori dana Rp 40 juta. Dari penggalian dana sukarela kemudian terkumpul Rp 90 juta. Hingga kini total sudah dihabiskan dana sekitar Rp 1,8 milyar untuk pembangunan fisik pura dan sekitarnya. Arealnya pun meluas hingga kini hampir 2 hektar.

Kini bangunan fisik Pura Mandara Giri Semeru Agung sudah dilengkapi dengan candi bentar (apit surang) di jaba sisi, dan candi kurung (gelungkuri) di jaba tengah. Di areal ini dibangun bale patok, bale gong, gedong simpen, dan bale kulkul. Ada juga pendopo, suci sebagai dapur khusus dan bale patandingan. Di jeroan, areal utama, ada pangapit lawang, bale ongkara, bale pasanekan, bale gajah, bale agung, bale paselang, anglurah, tajuk, dan padmanabha sebagai bangunan suci utama dan sentral.

Di lokasi agak menurun, di sisi timur, dibangun pasraman sulinggih, bale simpen peralatan dan dua bale pagibungan selain dapur. Sedangkan di sisi selatan berdiri wantilan megah dan luas. Panitia juga menyiapkan pembangunan kantor Sekretariat Parisada, perpustakaan dan gerbang utama waringin lawang.

Hari Minggu Umanis, Wuku Menail, tanggal 8 Maret 1992, dipimpin delapan pendeta, digelarlah untuk pertama kalinya upacara Pamlaspas Alit dan Mapulang Dasar Sarwa Sekar. Dengan begitu status dan fungsi bangunan pun berubah menjadi tempat suci, pura. Selanjutnya pada bulan Juni – Juli 1992 diaturkan upacara besar berupa Pamungkah Agung, Ngenteg Linggih, dan Pujawali.

Lewat Surat Keputusan Nomor: 07/Kep/V/PHDI/1992, dengan memperhatikan hasil pertemuan pihak-pihak instansi, badan dan majelis yang terkait, di Wantilan Mandapa Kesari Warmadewa, Besakih, tanggal 11 Mei 1992, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat lantas menetapkan nama, status dan pengelola pura. Ditetapkan antara lain: nama pura adalah Pura Mandara Giri Semeru Agung dengan status Pura Kahyangan Jagat, tempat memuja Hyang Widhi Wasa. Sebagai panyungsung adalah seluruh umat Hindu di Indonesia.

Kini kehadiran pura malah dirasakan memberi rezeki bagi penduduk setempat. Warung-warung makanan hingga kios penjual kaos berlogo Semeru Agung dan beragam cenderamata lain pun berkembang. Begitu juga penduduk di sekitar pura mulai menyediakan kamar-kamar untuk menginap bagi umat Hindu yang datang bersembahyang ke pura. Bahkan, penginapan juga dibangun di sana oleh penduduk setempat. Saban hari memang ada saja umat yang bersembahyang ke Semeru Agung. Lebih-lebih lagi bila hari-hari suci seperti Purnama, Tilem, Galungan, Kuningan dan sejenisnya.

Kehadiran pura ini, nyatanya tidak sebatas hanya mengangkat nama Senduro, Lumajang dan sekitarnya menjadi tambah tenar di kalangan penganut Hindu di seluruh Indonesia. Lebih dari sekadar tenar, kehadiran Pura Mandara Giri Semeru Agung begitu nyata juga mampu memutar roda perekonomian masyarakat di sekitarnya. Di sini vibrasi atau getaran kesucian religius dan spiritualitas betapa nyata membuahkan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitarnya, sekaligus menciptakan kerukunan antarsesama manusia. (*)

Memuja Hyang Siwa Pasupati

PEMILIHAN lokasi pura di lambung Gunung Sumeru tidaklah sembarangan. Ada konsep kuat melatarinya, dan ini sangat terkait dengan sumber-sumber susastra-agama yang ada. Antara lain disuratkan, ketika tanah Jawa masih menggang-menggung, belum stabil, Batara Guru menitahkan para Dewa memenggal puncak Gunung Mahameru dari tanah Bharatawarsa (India) ke Jawa. Titah itu dilakonkan para Dewa. Puncak Gunung Mahameru dipenggal, diterbangkan ke tanah Jawa. Jatuh di sisi barat, tanah Jawa berguncang. Bagian timur berjungkat, sedangkan bagian barat justru tenggelam.

Potongan puncak Gunung Mahameru itu pun digotong lagi ke rah timur. Sepanjang perjalanan dari barat ke bagian timur tanah Jawa, bagian-bagian puncak Gunung Mahameru itu ada yang rempak. Bagian-bagian yang rempak itu kelak tumbuh menjadi enam gunung kecil masing-masing Gunung Katong (Gunung Lawu, 3.265 m di atas permukaan laut), Gunung Wilis (2.169 m), Gunung Kampud (Gunung Kelud, 1.713 m), Gunung Kawi (2.631 m), Gunung Arjuna (3.339 m), Gunung Kemukus (3.156 m).

Adapun puncak Mahameru itu kemudian menjadi Gunung Sumeru (3.876 m). Inilah puncak tertinggi Pegunungan Tengger sekarang — bahkan menjadi gunung tertinggi seantero Indonesia — yang membentuk poros dengan Gunung Bromo atau Gunung Brahma. Sejak itu tanah Jawa menjadi stabil, tak lagi goyang, menggang-menggung. Di lambung Gunung Semeru itulah sejak tahun 1992 resmi berdiri megah Pura Mandara Giri Semeru Agung.

Tentu saja panteon pemindahan Gunung Mahameru di tanah Hindu menjadi Gunung Semeru — begitu nama otentik yang tersuratkan, namun orang-orang kini terbiasa menyebut Semeru — di tanah Jawa (Nusantara) itu disuratkan jauh sebelum Pura Mandara Giri Semeru Agung dibangun. Kisah tua itu tersurat benderang dalam kitab Tantupanggelaran berbahasa Jawa Tengahan, digubah dalam bentuk prosa. Apa yang menarik dari kisah pemindahan gunung itu?

Panteon itu jelas menunjukkan persebaran Hindu paham Siwaistis dari tanah India ke negeri Nusantara yang berpusat di tanah Jawa. Dalam pandangan Hindu Siwaistis yang berpengaruh besar di Nusantara, termasuk Bali hingga kini, Dewa tertinggi adalah Siwa. Dewa Siwa bersemayam di gunung tertinggi. Itu berarti di puncak Gunung Mahameru (Himalaya) dalam alam India, atau puncak Gunung Sumeru dalam alam Nusantara. Teks-teks Purana India yang tergolong kitab Upaweda (penjelasan lebih lanjut atas Weda) memang menyuratkan Tuhan Yang Mahatunggal bersemayam di puncak Mahameru — dikenal pula dengan nama Gunung Kailasa atau Gunung Himawan, yang bersalju abadi.

Di puncak gunung yang dikenal juga sebagai pusat padma raya itu Siwa, yang juga dikenal sebagai Parwataraja Dewa, menurunkan ajaran-ajaran-Nya kepada sakti-Nya, Dewi Parwati, Dewi Gunung. Ajaran-ajaran itu biasanya disuratkan dalam bentuk tanya jawab antara Hyang Siwa dengan Dewi Parwati, kemudian dicatat dalam berbagai Yamala, Damara, Siwasutra, maupun kitab Tantra. Lebih lanjut, kitab-kitab yang menguraikan perihal ajaran yoga memberikan tuntunan sangat benderang bahwa bagi seorang sadhaka, dia yang teguh kukuh dan penuh disiplin menjadikan dirinya sebagai sarana dasar pelaksanaan yoga, puncak gunung itu ada di sahasrara padma, yakni di puncak ubun-ubun kepala manusia. Dengan begitu, puncak gunung tiada ubahnya dengan kepala manusia, tempat yang sangat penting sekaligus sangat patut dijaga kesuciannya.

Menghormati Gunung

Paham Siwaistis memang memberi posisi serta penghormatan penting dan tinggi terhadap gunung. Di mana daratan tertinggi dalam suatu kawasan atau wilayah, di sanalah dipandang sebagai pusat buana (madyanikang bhuwana) sekaligus hulu bagi kawasan atau wilayah sekitar. Di sana pula Tuhan sebagai Siwa Yang Mahasuci distanakan, lalu dipuja. Tak heran bila tempat-tempat suci untuk lingkup luas, umum (kahyangan jagat), lantas didirikan di gunung, entah di puncak, di lambung atau di kaki gunung, karena di sanalah dinilai secara spiritual sebagai kawasan tersuci.

Bila bukan di gunung maka pura akan diorientasikan ke arah gunung. Bentuk pemujaan (palinggih) pun mengerucut ke atas, menyerupai gunung, entah berupa candi seperti di Jawa, entah berwujud padmasana, atau pun meru layaknya di Bali. Atau bahkan berupa lingga, batu berdiri. Dari pemahaman inilah lantas gunung disebut pula sebagai lingga acala, lingga yang tidak bergerak sekaligus juga berarti lingga yang tidak diciptakan manusia. Dalam bahasa Jawa Kuna, acala memang juga diartikan gunung, karang. Hindu memang mengajarkan manusia untuk senantiasa berorientasi atau menjadikan yang Abadi, tidak bergerak, itu sebagai tujuan. Karena itu, selain pada gunung, Hindu juga mengagungkan matahari sebagai mahasumber energi hidup yang abadi.

Dengan dasar pandangan berwawasan kemestaan demikian maka sangat tepatlah bila di Gunung Semeru dibangun pura, sebagai tempat umat Hindu se-Indonesia memuja Hyang Siwa Pasupati. Puncak Gunung Semeru lantas menjadi Gunung Agung (yang sama artinya dengan Mahameru, kini berketinggian 3,142 m) tempat berstana Hyang Putranjaya atau Mahadewa, bagiannya yang tercecer menjadi Gunung Batur (1.717 m) stana Dewi Danuh (Wisnu), dan Gunung Lempuyang sebagai stana Hyang Gnijaya (Iswara). Sejak itu jagat Bali disuratkan stabil kembali, dan ketiga gunung ini pun mendapat kedudukan penting, selain Gunung Watukaru (2,276 m), Pucak Mangu, Penulisan (1.475 m), Andakasa, bukit karang Uluwatu, dan Goa Lawah. Dari semuanya ini, Gunung Agung-lah dinilai sebagai pusat di Bali, karena tertinggi di Pulau Dewata. Karena itu pula, maka hingga kini bila di Pura Agung Besakih — begitu juga pura-pura Sad Kahyangan lain di Bali — ada upacara besar (karya agung) tetap mesti nuur tirta ke Semeru. Sebaliknya kini bila di Pura Semeru ada upacara, maka terlebih dahulu juga disertai dengan matur piuning ke Pura Sad Kahyangan di Bali, termasuk ke Gunung Rinjani (Lombok, 3.726 m).

Dari gunung yang lebat ditumbuhi pepohonanlah air mengalir menyuburkan tanah, bumi. Sebelumnya, air pegunungan ditampung danau, lalu mengalir lewat sungai-sungai. Setelah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan memenuhi hidup manusia, air lantas dialirkan lagi ke laut. Panas matahari menguapkan air laut, menjadi mendung, dan mendung turun, menjadi hujan, kembali diserap gunung dengan pepohonannya, ditampung danau, melesak ke tanah, menyembul menjadi mata air, mengalir dan terus mengalir. Begitu seterusnya, berputar dan berputar, tiada henti.

Itu alasan gunung dalam kosmologi Hindu diposisikan sebagai hulu, danau di tengah, dan laut di hilir. Ketiganya membentuk alur siklus kesemestaan. Dari gunung sebagai hulu itulah kerahayuan mengalir bagi segenap makhluk. Manakala di tempat suci di gunung, seperti di Pura Besakih, di lambung Gunung Agung, maupun di Pura Mandara Giri Semeru Agung, di lambung Gunung Semeru, digelar upacara tawur, misalnya, maka itu akan dialirkan ke dataran di hilir atau di bagian bawah dataran tinggi itu lewat sungai-sungai, masuk sawah, tegalan, parit-parit, dan seterusnya. Dengan begitu pemilihan gunung tertinggi sebagai pusat buana memang didasarkan wawasan yang luas, mendalam, tidak saja secara spiritual, tetapi juga secara kosmologis, geografis, sosiologis, dengan kesadaran ekologis yang kuat.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Gili Trawangan lombok

Gili Trawangan


Gili Trawangan


Gili Trawangan


Gili Trawangan


Gili Trawangan adalah yang terbesar dari ketiga pulau atau gili (Kepulauan Gili) yang terdapat di sebelah barat laut Lombok. Trawangan juga satu-satunya gili yang ketinggiannya di atas permukaan laut cukup signifikan. Dengan panjang 3 km dan lebar 2 km, Trawangan berpopulasi sekitar 800 jiwa. Diantara ketiga gili tersebut, Trawangan memiliki fasilitas untuk wisatawan yang paling beragam; kedai Tîr na Nôg mengklaim bahwa Trawangan adalah pulau terkecil di dunia yang ada bar Irlandia-nya. Bagian paling padat penduduk adalah sebelah timur pulau ini.
Trawangan punya nuansa "pesta" lebih daripada Gili Meno dan Gili Air, karena banyaknya pesta sepanjang malam yang setiap malamnya dirotasi acaranya oleh beberapa tempat keramaian. Aktivitas yang populer dilakukan para wisatawan di Trawangan adalah scuba diving (dengan sertifikasi PADI), snorkeling (di pantai sebelah timur laut), bermain kayak, dan berselancar. Ada juga beberapa tempat dimana para wisatawan bisa belajar berkuda mengelilingi pulau.
Di Gili Trawangan (begitu juga di dua gili yang lain), tidak terdapat kendaraan bermotor. Sarana transportasi yang lazim adalah sepeda (disewakan oleh masyarakat setempat untuk para wisatawan) dan cidomo, kereta kuda sederhana yang umum dijumpai di Lombok. Untuk bepergian ke- dan dari ketiga gili itu, penduduk biasanya menggunakan kapal bermotor dan speedboat.
Gili Trawangan Lombok

Gili Trawangan adalah Pulau terbesar dari ketiga pulau, yang lebih dikenal dengan “ Party Island “ mayoritas tourist yang datang anak-anak muda, Mayoritas resort (akomodasi) berada disisi sebelah timur pulau, dengan harga berkisar antara € 5 sampai € 78. setelah diving anda bisa having fun setiap malam di salah satu party organizer, atau relax bersama-sama dengan diver-diver yang lain.


Sejarah

Dahulunya pulau ini pernah dijadikan tempat pembuangan narapidana. Pada waktu itu karena semua penjara sedang penuh, Raja yang waktu itu berkuasa membuang 350 orang pemberontak Sasak ke pulau ini. Baru sekitar tahun 1970-an pulau ini dikunjungi penduduk dari Sulawesi yang kemudian menetap di sini.

Sabtu, 24 Juli 2010

Tempat Wisata Belanja

Kunjungi tempat - tempat shopping selama berlibur di Bali, mulai dari fashion, furniture, perlengkapan interior, keramik, pernak - pernik dan makanan khas yang hanya ada di Bali.

Tidak ada yang lebih menyenangkan bila liburan sambil jalan – jalan dan shopping di Bali.

Belanja di Bali menjadi sangat berbeda karena barang – barang yang ditawarkan sungguh unik, yang hanya ada di Bali. Terdapat banyak butik dan toko di Bali yang menawarkan produk fashion yang unik dan up to date.

Tidak hanya baju – baju, keramik, furniture dan kelengkapan interior juga sangat menarik untuk dilihat untuk menambah koleksi Anda. Makanan ringan tradisional juga dapat dibeli sebagai oleh – oleh khas Bali.

Simak tempat – tempat berikut ini :



Kuta, Legian, Seminyak & Jimbaran


Body & Soul
Tersedia bebagai koleksi fashion untuk anak muda atau bagi mereka yang berjiwa muda. Selalu ada yang baru di Body and Soul untuk baju - baju up-to-date. Beberapa toko terdapat di Bali
lokasi : Jl. Legian, Flagship Store Seminyak, Kuta Square, Discovery Mall, Factory Outlet Legian dan Seminyak.

Gemala Jewelry
Bagi mereka yang menghargai karya tangan perak, emas, dan permata. Kreasi orisinil di design oleh Gemala Jewelry team.
lokasi : Jl. Raya Seminyak

Uluwatu Handmade Balinese Lace
Koleksi pakaian cantik khas Uluwatu berwarna putih, katun, rayon sutra, bordiran Bali, yang sangat elegan.
lokasi : Jl. Legian, Jl. Pantai Kuta, Jl D Tamblingan Sanur, Jl. Mongkey Forest Ubud.

Surfer Girl
Impian setiap remaja, tshirt dan aneka pakaian unik khas Surfer Girl. Berbagai warna yang sesuai untuk anak muda belia.
lokasi : Jl. Legian 138 Kuta

Vinoti Living
Furniture bergaya kontemporer dengan kualitas terbaik juga tersedia perlengkapan interior untuk dicocokkan dengan perlengkapan rumah Anda.
Lokasi : Mall Bali Galeria Kuta

Pasar Seni Kuta
Untuk belanja murah di Kuta, kunjungi Pasar Seni Kuta, sepanjang jalan di pasar seni ini, menawarkan berbagai pernak - pernik seni khas Bali.
lokasi : Areal Kuta Center (dekat Matahari Shopping Mall Kuta Center)

Keramik Jenggala
Menyediakan berbagai jenis keramik dengan style minimalis, kontemporer dengan warna - warna yang khas buatan Jenggala. Bila ingin belajar membuat keramik atau mewarnai keramik, Anda dapat lakukan disini juga, sangat mengasyikkan.
lokasi : Jimbaran

Jalan Legian
Bila Anda berjalan - jalan sepanjang Jalan Legian, Anda akan menemukan berbagi tempat - tempat belanja mulai dari toko - toko kecil yang menjual pernak - pernik khas Bali hingga butik - butik ternama. Berhenti sejenak untuk menikmati minuman segar yang tersedia di berbagai Kafe yang banyak terdapat di sepanjang Jalan Legian.
lokasi : Sepanjang Jl Legian


69 Slam
Kiranya tempat ini merupakan tempat terbaik di Bali untuk menjual pakaian dalam, terletak bersebelahan dengan Bintang Supermarket.
Lokasi : Jl. Seminyak.

Biasa
Barbagai kain modis, bergaya dan tahan lama dengan desain kontemporer dalam kualitas linen, katun dan sutra baik untuk perempuan maupun laki-laki. Berbagai ikat pinggang, tas dan aksesoris lainnya juga tersedia di sini.
Lokasi : Jl. Seminyak Raya

Body and Soul Bambini
Tersedia pakaian anak-anak yang funky dan trendy dalam berbagai warna menarik, baik untuk anak laki-laki atau perempuan.
Lokasi : Flagship Store, Seminyak

By The Sea
Serangkaian pakaian santai yang menarik untuk keluarga dengan selera Braziliain. Lokasi : Jl. Legian 186, Kuta.

Exotic Gems
Tersedia batu perhiasan dengan kesempurnaan pilihan kelas tinggi.
Lokasi : Bali Collection A 12 No. 1 Nusa Dua .

Jemme
Sebuah gallery perhiasan klasik, serta emas, perak, dan palatinum dengan desain kontemporer. Berbagai perhiasan menarik dari Bali bahkan seluruh dunia tersedia di tempat ini.
Lokasi : Jl. Petitenget 125 Kuta

Kerry Grima
Sebuah rangkaian mode pilihan dan merek yang tidak ketinggalan jaman, semuanya ada di Kerry Grima. Lokasi : Jl. Raya Basangkasa 47 Seminyak, Jl. Raya Seminyak.

Lily Jean
Sebuah perpaduan mode busana para gadis dan wanita dewasa yang mengikuti minat pencipta, Made. Merek Lily Jean telah dikembangkan menjadi semakin sensual, nyaman dipakai, dan cocok untuk model di sore hari.
Lokasi : Jl. Oberai, Seminyak, kuta dan sebuah outlet di Sogo, Nusa dua.

Lucy’s Batik
Toko batik yang unik memperkenalkan berbagai macam kekayaan variasi batik termasuk modern dan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia dengan masing-masing karakter yang khas dan latar belakang budaya yang berbeda.
Lokasi : Jl. Basangkasa 88X, Seminyak.

Magali Pascal
Koleksi gaun seksi yang glamour oleh perancang busana Prancis, cocok untuk cocktail party di Bali.
Lokasi : Jl Raya Seminyak

Milo’s
Seorang perancang dunia, menemukan nilai seni dari keindahan pekerja batik Bali dan menerjemahkannya ke dalam model Barat. Tiga koleksi butik dengan serangkaian kain sutra mengagumkan dengan harga yang baik.
Lokasi : Kuta Square dan Made’s warung.

Nilou
Serangkaian sandal dan sepatu cantik dengan desain kasual glamour, impian wanita terwujud di toko ini.
Lokasi : Jl. Kerobokan 144

Paul’s Place Boutique
Kontemporer butik yang memiliki koleksi etnik dengan pengaruh Asian yang kuat, sebagian besar berupa rayon dan katun. Pilihan pakaian dari ukuran biasa hingga XXXL. Perlengkapan rumah, seni pilihan yang luar biasa, kerajinan khususnya artefak perunggu, patung Buda dan naga. Satu hal yang wajib dikunjungi di wilayah Oberai, Seminyak. Lo
kasi : Jl. Laksamana Oberoi, dekat Oberoi Hotel dan Ku De Ta.

Prasada
Temukan bermacam-macam rangkaian pakaian yang dibuat khusus dari sutera dan katun, serta Batik Jawa yang cocok di setiap kesempatan.
Lokasi : Jalan Kunti, Seminyak.

Puravida
Didesain berdasarkan inspirasi tahun 60 dan 70’an dengan campuran gaya retro. Temukan juga gaya panggung yang funky serta sandal dengan berbagai variasi warna.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Sabbatha
Tas tangan mewah dan berbagai model perhiasan dengan sentuhan seni.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Skin
Pakaian trandy untuk wanita dan laki-laki.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Suicide Glam
Tempat bagi para penggemar punk & rock untuk semua hal yang berkaitan dengan SID dan Nancy Vacious bagi yang tidak pernah ketinggalan jaman Mohican dan Doc Martin.
Lokasi tTersebar di beberapa tempat di Kuta, Legian dan Denpasar, juga dapat ditemukan di Jerman.

Uluwatu
Koleksi cantik dari katun putih, linan, rajutan dan pakaian tidur yang diselesaikan dengan buatan tangan. Lokasi : Jl. Legian, Jl. Pantai Kuta, Jl. Dananu Tamblingan Sanur, Jl. Monkey Forest Ubud, Centro kartika Plaza, Grand Hyatt Nusa Dua, Bali Collection Nusa Dua.

Sogo
Sebuah toko swalayan kelas atas, yang menawarakan banyak pilihan barang-barang impor.
Lokasi : Lantai dasar Dicovery mall

Studio Five Lifestyle Boutique
Pilihan lain dari gaya perhiasan dan busana alami.
Lokasi : Jl. Dhyana Pura.

Haveli
Perlengkapan rumah yang terdiri dari tempat tidur, meja, diantaranya sering ditiru dan dijual di sekitar Bali. Ini yang asli dan sempurna bagi rumah anda. Melayani ekspor.
Lokasi : Jl. Raya Seminyak.

Tarita Furniture
Pilihan yang cantik untuk mebel dan hiasan rumah yang berkualitas.
Lokasi : Kerobokan, Jl By-Pass.

Leolle
Dekorasi sentuhan Asian yang menghadirkan berbagai macam keperluan rumah anda. Dibuat oleh seniman tradisional yang berjiwa kontemporer.
Lokasi : Jl. Raya Kerobokan, Br. Taman.

Discovery Mall
Sesuatu yang menggiurkan untuk didatangi, budaya mall Jakarta dihadirkan di Kuta pada bagian depan pantai, surga para pembeli. Kumpulan pengecer yang umum terdapat diantaranya. Yakinkan anda membayar tiket parkir di counter mall untuk menghindari kemacetan.
Lokasi : Tuban, Kuta.



Surfwear & Accessories

Dreamland Surf
Tersedia diantaranya : Oakley, Volcom, Aloha, Rip Curl, Billabong, and Quicksilver. Lokasi : Kuta Square.

Extreme Toys
Pilihan istimewa untuk model terbatas dari alat-alat surfing dan skating. Temukan juga ransel dengan model yang tidak lumrah dipakai orang lain.
Lokasi : Jl. Legian.

Jungle Surf
Pilihan tak terbatas untuk selancar dan pakaian pantai, semuanya dari merek ternama dan beberapa merek lokal.
Lokasi : Jl. Pantai Kuta, Jl. Legian.

Oakley
Anda bisa mendapatkan sepasang sunnies di sini, boardshort, t’shirt, dan topi semua dari Oakley juga tersedia.

Quicksilver
Toko besar di Kuta Square dan di Jalan Legian, tersedia berbagai model terbaru dan istimewa dari surf, skate dan raja snowboard.
Lokasi : Kuta Square.

Rusty
Berbagai produk dengan kualitas yang baik untuk surf dari Rusty.
Lokasi : Kuta Square.

Scuba Duba Doo
Pusat menyelam bintang 5 PADI dan toko dengan berbagai kebutuhan scuba dan snorkelling anda.
Lokasi : Jl. Legian Kelod 367.

Stussy
Sangat terkenal dengan ciri khas Jepang dan orang-orang yang tau dengan hal tersebut.
Lokasi : Jl. Legian.

STO – Surf Travel Online
Bermacam-macam alat keras , papan surf, aksesoris hingga pemandu surf dan sangat banyak hal diantaranya yang anda daptkan di sini.
Lokasi : Gang Benesari, Kuta.

The Curl
Toko bendera kapal untuk merek Rip Curl di Jl. Legian. Juga tersedia stok perlengkapan alat keras yang tak terbatas. Lokasi : Jl. Legian

Volcom
Menyediakan berbagai kebutuhan untuk surfing dan skating.
Lokasi : Kuta Square.


jangan lupa - lupa belanja ya,,,,,heheh

Ubud & Gianyar

Alamkara
Berbagai jenis perhiasan cantik dari pilihan terbaik membuat tempat ini menjadi satu dari tempat terpopuler yang direkomendasikan di Bali.
Lokasi : Jl. Monkey forest, Ubud

UC Silver
Tersedia perhiasan dengan berbagai desain yang bermutu tinggi.
Lokasi : Jl. Raya Batubulan.

Murni’s Warung Shop
Murni mengoleksi sesuatu dan ketika ia melihat-lihat sekitar rumahnya ia mendapatkan begitu banyak hal, kemudian ia menaruh benda tersebut di tokonya yang berdekatan dengan restaurantnya yang terkenal. Jika anda mencari benda-benda antik, benda untuk dikoleksi, atau oleh-oleh khas Bali, anda akan mendapkannya di Murni’s collection.
Lokasi : Jl Raya Ubud

Gemala Jewelry
Bagi mereka yang menghargai karya tangan perak, emas, dan permata. Kreasi orisinil di design oleh Gemala Jewelry team.
lokasi : Jl. Raya Pengosekan Ubud

Pasar Seni Ubud
Berbagai barang kesenian khas Ubud, seperti : patung, kerajinan tangan, pernak - pernik, pakaian Bali,
lokasi : Sentral Ubud

Desa Tegalalang
Desa Tegalalang adalah areal dimana para seniman Gianyar memasarkan pruduknya. Sepanjang jalan di Desa Tegalalang terdapat berbagai barang - barang kerajinan mulai dari interior, furniture, pernak - pernik khas Bali dan masih banyak lagi.
lokasi : Desa Tegalalang

Sentral Ubud
Di sini Anda bisa berjalan kaki menyusuri jalan - jalan di pusat kota Ubud, Anda akan menemukan toko - toko yang menawarkan berbagai jenis barang kerajinan seperti perak, butik - butik kecil yang unik, lukisan dari artis lokal, kafe - kafe untuk melepas dahaga.
lokasi : sentral Ubud

Pasar Seni Sukawati & Pasar Seni Guwang
Shopping murah di Bali ? disini tempatnya, kedua pasar seni ini memang diperuntukkan bagi para pedagang barang - barang seni. Berang seni mereka dapatkan dari seni lokal di daerah ini. Berbagai jenis barang seni dapat ditemukan disini, jangan lupa menawar untuk harga yang terbaik.
lokasi : Desa Sukawati & Desa Guwang

Toko Antique
Sesuatu koleksi benda antik serta artefak yang cantik dan unik yang berasal dari seluruh nusantara. Setiap benda memiliki keaslian nilai budaya, jadi disini adalah tempat yang baik untuk mengembangkan seni dan sejarah Indonesia.
Lokasi : Jalan utama Ubud, sebelah Ary’s warung.

Horizon Glassworks
Kesatuan yang menarik dari kaca hiasan rumah yang merupakan hasil bakat seni karya Ron Seivertson.
Lokasi : Sayan Road, Ubud.




Sanur & Denpasar untuk Oleh - Oleh Khas Bali

Belanja di Denpasar untuk oleh - oleh khas, terdapat di beberapa tempat :

Titiles Food Processor
Untuk sosis, dendeng dan berbagai jenis makanan yang telah di proses.
Lokasi : kota Denpasar (dekat Supermarket Tiara Dewata)

Jalan Sumatra
Untuk makanan ringan khas Bali seperti : Kripik Ceker Ayam, Salak Bali, Kacang Asin, Kacang Disco, Dodol Bungkus Daun Bambu.
Lokasi : Sepanjang Jalan Sumatra

Pasar Badung & Pasar Kumbasari
Menjual berbagai barang lokal mulai dari makanan hingga pakaian khas Bali dengan harga yang murah.
Lokasi : kota Denpasar

Toko Bog Bog
Toko ini berlokasi di Jalan Surapati menjual khusus satu - satunya majalah kartun yang bertitel Bog Bog serta pernak - perniknya yang unik. Bila makanan bukan pilihan Anda, Majalah Bog Bog dapat menjadi oleh - oleh yang menyenangkan Kunjungi toko Bog Bog saat Anda ke Denpasar.

Carlo Showroom
Produk baru selalu ditawarkan, tapi desainnerny Carlo Pessina dan perusahaannya PT. Kasmil Kosmos telah berkecimpung dalam dunia furniture di Bali lebih dari 20 tahun.
Lokasi : Jl. Danau Poso 22, Sanur.

Dego Gallery
Koleksi yang beragam dari warisan budaya Indonesia, hadiah, benda antik, dekorasi ruang untuk villa, hotel dan rumah.
Lokasi : Jl. By Pass Ngurah Rai 273, Sanur.

Atlas South Sea Pearl
Rangkaian kerajinan tangan berupa perhiasan mewah yang cantik tersedia di sini, yang dibuat oleh ahli perajin di abad ke 18, emas putih dan emas kuning, permata, dan batu mutiara di ruang pameran.
Lokasi : Jl. By-Pass Ngurah Rai, Sanur.

Minggu, 09 Mei 2010

Pura Goa Lawah


Pura Goa Lawah, Lawah berarti kelelawar. Di Bali Pura Goa Lawah merupakan Pura untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Pura Goa Lawah di

Desa Pesinggahan Kecamatan Dawan, Klungkung inilah sebagai pusat Pura Segara (pura laut) di Bali untuk memuja Tuhan sebagai Dewa Laut. Dalam Lontar Prekempa Gunung Agung diceritakan Dewa Siwa mengutus Sang Hyang Tri Murti untuk menyelamatkan bumi. Dewa Brahma turun menjelma menjadi Naga Ananta Bhoga. Dewa Wisnu menjelma sebagai Naga Basuki. Dewa Iswara menjadi Naga Taksaka. Naga Basuki penjelmaan Dewa Wisnu itu kepalanya ke laut menggerakan samudara agar menguap menajdi mendung. Ekornya menjadi gunung dan sisik ekornya menjadi pohon-pohonan yang lebat di hutan. Kepala Naga Basuki itulah yang disimbolkan dengan Pura Goa Lawah dan ekornya menjulang tinggi sebagai Gunung Agung. Pusat ekornya itu di Pura Goa Raja, salah satu pura di kompleks Pura Besakih. Karena itu pada zaman dahulu goa di Pura Goa Raja itu konon tembus sampai ke Pura Goa Lawah.

Karena ada gempa tahun 1917, goa itu menjadi tertutup.

Keberadaan Pura Goa Lawah ini dinyatakan dalam beberapa lontar seperti Lontar Usana Bali dan juga Lontar Babad Pasek. Dalam Lontar tersebut dinyatakan Pura Goa Lawah itu dibangun atas inisiatif Mpu Kuturan pada abad ke XI Masehi dan kembali dipugar untuk diperluas pada abad ke XV Masehi.



Dalam Lontar Usana Bali dinyatakan bahwa Mpu Kuturan memiliki karya yang bernama ”Babading Dharma Wawu Anyeneng’ yang isinya menyatakan tentang pendirian beberapa Pura di Bali termasuk Pura Goa Lawah dan juga memuat tahun saka 929 atau tahun 107 Masehi. Umat Hindu di Bali umumnya melakukan Upacara Nyegara Gunung sebagai penutup upacara Atma Wedana atau disebut juga Nyekah, Memukur atau Maligia. Upacara ini berfungsi sebagai pemakluman secara ritual sakral bahwa atman keluarga yang diupacarai itu telah mencapai Dewa Pitara. Upacara Nyegara Gunung itu umumnya di lakukan di Pura Goa Lawah dan Pura Besakih salah satunya ke Pura Goa Raja.

Pura Besakih di lereng Gunung Agung dan Pura Goa Lawah di tepi laut adalah simbol lingga yoni dalam wujud alam. Lingga yoni ini adalah sebagai simbol untuk memuja Tuhan yang salah satu kemahakuasaannya mempertemukan unsur purusa dengan predana. Bertemunya purusa sebagai unsur spirit dengan predana sebagai unsur materi menyebabkan terjadinya penciptaan. Demikiankah Gunung Agung sebagai simbol purusa dan Goa Lawah sebagai simbol pradana. Hal ini untuk melukiskan proses alam di mana air laut menguap menjadi mendung dan mendung menjadi hujan. Hujan ditampung oleh gunung dengan hutannya yang lebat. Itulah proses alam yang dilukiskan oleh dua alam itu. Proses alam itu terjadi atas hukm Tuhan. Karena itulah di tepi laut di Desa Pesinggahan dirikan Pura Goa Lawah dan di Gunung Agung dirikan Pura Besakih dengan 18 kompleksnya yang utama. Di Pura itulah Tuhan dipuja guna memohon agar proses alam tersebut tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya. Karena dengan berjalannya proses itu alam ini tetap akan subur memberi kehidupan pada umat manusia.

Pujawali atau piodalan di Pura Goa Lawah ini untuk memuja Bhatara Tengahing Segara dan Sang Hyang Basuki dilakukan setiap Anggara Kasih Medangsia. Di jeroan (bagian dalam) Pura, tepatnya di mulut goa terdapat pelinggih Sanggar Agung sebagai pemujaan Sang Hyang Tunggal. Ada Meru Tumpang Tiga sebagai pesimpangan Bhatara Andakasa.

Ada Gedong Limasari sebagai Pelinggih Dewi Sri dan Gedong Limascatu sebagai Pelinggih Bhatara Wisnu. Dua pelinggih inilah sebagai pemujaan Tuhan sebagai Sang Hyang Basuki dan Bhatara Tengahing Segara.

Selasa, 27 April 2010

Pantai Lebih Gianyar

Pantai Lebih Gianyar ini terletak di kawasan selatan gianyar, menawarkan keindahannya, dari pantai ini bisa melihat gambaran bentuk pulau Lombok dari barat karena pantai ini dibatasi oleh pulau Lombok pada bagian timurnya, apabila kita berada dipantai ini dan melihat ke selatan maka kita juga bisa melihat bentuk pulau Nusa Penida karena pantai lebih ini pada bagian selatannya dibatasi oleh pulau Nusa Penida.

Perayaan libur akhir pekan ( weekend ), sejumlah objek wisata di Bali selalu ramai dikunjungi wisatawan. Salah satunya adalah Pantai Lebih yang terletak di Desa Lebih, Kabupaten Gianyar. Pantai yang umumnya relatif sepi pada hari biasanya, di hari libur akhir pekan tampak lebih ramai.

Menurut seorang pemilik salah satu warung lesehan di kawasan pantai tersebut mengatakan, tiap hari libur jumlah kunjungan ke pantai ini meningkat hingga tiga kali lipat dibanding hari normal. Berbeda dengan Pantai Kuta yang ramai dan macet oleh turis asing, pantai yang menawarkan suasana tenang dan jauh dari kemacetan lebih banyak didominasi wisatawan lokal atau domestik.

“Pengunjung yang datang ke pantai ini sebagian besar warga Bali dan beberapa wisatawan domestik dari berbagai kota di Indonesia yang kebetulan lewat. Para pengunjung atau wisatawan yang singgah umumnya ingin mencoba sate languan, yang katanya terkenal di mana-mana,” ungkapnya, Minggu (31/1) kemarin.

Selain sebagai tempat mencoba beragam kuliner ikan laut, Pantai Lebih juga menawarkan keindahan. Dari pantai, pengunjung bisa melihat gambaran bentuk Pulau Lombok dari barat melihat bentuk Pulau Nusa Penida pada bagian selatannya. “Untuk bisa masuk ke areal pantai ini, pengunjung tidak dipungut tiket tanda masuk. Mereka yang datang hanya diwajibkan membayar retribusi parkir untuk kendaraan roda dua maupun roda empat,” katanya.

Ia mengungkapkan, angin kencang dan gelombang tinggi yang kerap menerjang kawasan perairan Pantai Lebih ini telah memporak-porandakan sejumlah warung lesehan yang tidak jauh dari bibir pantai. “Kalau sekarang hanya beberapa warung yang masih, tapi mereka masih bisa nongkrong sambil mencoba aneka hidangan laut, karena banyak warung makan yang masih tetap buka,” katanya.

Dan salah seorang warga asal Klungkung mengakui, Pantai Lebih menawarkan suasana yang relatif lebih sepi, tenang, dan tentu saja bebas macet.

Rabu, 31 Maret 2010

Pantai Candi Dasa







Disebelah timur Pulau Bali dan 2 perjalanan dari Denpasar anda akan menemui daerah wisata yang cukup dikenal yaitu candi Dasa, dan keindahan pantainya yang sangat memukau. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di pantai ini, salah satunya adalah snorkeling dan diving bisa anda lakukan disini.

Rabu, 20 Januari 2010

Air Terjun Gitgit

Yang namanya air tejun, dimana-mana itu pasti nyenengin banget. Di bali ada air terjun yang lumayan beken juga, yaitu air terjun Gitgit. Air terjun ini asalnya dari ketinggian 45 meter dan luas banget.

Mau masuk ke sini, kamu kudu ngelewatin toko-toko kecil yang jualan suvenir trus ada kebun kopinya lagi. Udah pasti nyebarin wangi khas kopi. Jalan masuk ke air terjunnya sendiri, lumayan jauh. Musti liwat jalan kecil, tapi sampenya kamu di air terjunnya, segala capek pasti lewat…

duw,, pkoknya menyenagkan bgt kalo ksna..... apalagi ma pacar...