Kamis, 05 November 2009

Air Panas Penatahan


Air Panas Penatahan bisa juga disebut dengan Penatahan Water Spring yang terletak di desa Penatahan Kecamatan Penebel. Kira -kira 13 km dari Kota Tabanan ke Utara 34 km dari Denpasar dengan panorama alam yang indah dan dikanan kirinya dilatarbelakangi oleh sawah yang berundak-undak. Mata air panas ini berada di tepi sungai Yeh Ho dan air panas Penatahan oleh masyarakat di kenali dengan nama Yeh Panes. Berdasarkan hasil penelitian dari laboratorium Departemen Kesehatan, air panas ini sangat baik untuk mandi karena mengandung belerang dan mineral lainnya yang sangat baik untuk menyembuhkan penyakit kulit.

Jumat, 30 Oktober 2009

Tulamben

Tulamben adalah sebuah kota kecil di pesisir timur laut Pulau Bali. Kota ini adalah salah satu tempat rekreasi penyelaman yang terkenal di Bali, terutama di sekitar lokasi karam kapal USAT Liberty Glo (sebuah kapal angkut tentara angkatan darat Amerika Serikat yang tenggelam setelah ditorpedo oleh kapal selam Jepang di tahun 1942).

Lokasi penyelaman ini adalah salah satu tempat rekreasi penyelaman termudah untuk menikmati pemandangan bawah laut di sekitar kapal karam. Penyelam dari semua tingkatan keahlian bisa melakukan penyelaman di tempat ini. Lokasi ini bisa dicapai langsung dari bibir pantai dan terletak sekitar 25 meter dari pesisir, dengan kedalaman antara 5 meter hingga 30 meter di bawah permukaan laut.

Persis di depan Matahari Tulamben Resort, ternyata di setiap gugusan terumbu karang kecil (patch) selalu ditemukan beraneka ragam mahluk langka. Merupakan tempat yang baik untuk berlatih fotografi bawah air. Safety stop di daerah dangkal merupakan tempat yang menarik untuk melihat keindahan dan warna warni terumbu karang serta berbagai jenis ikan yang cocok untuk dipakai sebagai objek foto wide angle.

Kamis, 29 Oktober 2009

Tanjung Benoa

Tanjung Benoa adalah asalah satu tempa pariwisata di Bali selain Pantai Kuta, Pantai Sanur, dan masih banyak lagi tempat wisata lainya lagi yang wajib dikunjungi. Tanjung Benoa, terletak di ujung selatan pulau Bali namun memiliki daya tarik yang berbeda.

Nusa Dua dengan BTDC (Bali Tourism Development Center) dikenal sebagai pusat hotel berbintang di Bali. Hotel seperti Westin, Ayodya resort (dulunya Bali Hilton International), Grand Hyatt, Nusa Dua Beach dan Nikko Hotel ada di sini.

Sementara itu, Tanjung benoa dikenal sebagai pusat wisata air mulai dari parasailing, banana boat, Jet Ski, Rolling Donut, Flying Fish, Snorkeling, Scuba Diving, Glass Bottom Boat + Turtle island dan olahraga air lainnya dapat dinikmati di sini. Bersama keluarga,temen - temen, pacar.

Yang dapat dinikmati disini yaitu Parasailing, Jetski, Banana Boat, Scuba Boat, Flying Fish dan yang lainya, Buruan berkunjung kesini.

Senin, 05 Oktober 2009

Pantai Amed

Bali bagian Timur memiliki apapun yang anda impikan. Disana Anda akan menemukan permata dan surga istimewa dalam keindahan alam yang eksotik yang berpadu dengan budaya yang masih kental terasa serta keramahan orang-orang sekitar. Disini pula lah terdapat Pantai Amed, pantai yang akan memberikan anda kedamaian dan ketenangan. Nikmati pula kelezatan makanan yang ada serta keuntungan yang didapat dari akomodasi yang terjangkau.

Pantai Amed menawarkan tempat yang bagus untuk latihan diving atau menyelam. Disana ada danau di pinggir pantai yang datar yang baik untuk latihan, serta batu karang yang dapat dicapai dengan berenang selama 5 menit. Tempat ini merupakan usulan terbaik untuk mengenal olahraga menyelam dan menjadikannya sebagai tempat yang sangat menyenangkan untuk belajar menyelam.


Anda dapat melakukan snorkling dan diving di sekitar pantai yang berpasir hitam ini. Jenis- jenis ikan yang sangat bervariasi dapat dikatakan paling menarik dibandingkan tempat-tempat lain di seluruh Bali yang disertai dengan kehangatan air yang tidak berubah-ubah yaitu 28 derajat. Berbagai macam kelompok ikan seperti ikan cardinal, ikan trigger, black snaper, pyramid butterrflies, ikan banner, dan ikan damselfish dapat dilihat di air atas pasir.

Cemuluk sebagai pantai yang dilindungi adalah tempat yang ideal untuk memulai snorkeling Anda. Sekitar empat kilometer menyelusuri selatan danau Banyuning, Anda akan menemukan kepingan-kepingan kecil dan taman coral yang paling indah yang dapat Anda lihat dimanapun di di Lesser Sundas. Tapi harap berhati-hati, karena airnya cukup dalam di daerah ini, dan kadang terjadi gelombang besar sehingga tempat ini diperuntukan untuk orang orang yang berpengalaman.

Ada beberapa Tips kalau mau berkunjung kesini ni :

*
Staff hotel kebanyakan telah mengatur paket memancing dan berlayar. Jadi anda dapat menangkap untuk makan malam anda sendiri. Hotel-hotel juga menyediakan peralatan snorkling untuk di sewa.
*
Jika anda ingin melakukan diving, ada baiknya untuk mengecek ulang peralatannya dan cek harga di tempat itu. Pastikan anda memilih operator pelatihan yang tepat sebelum anda memutuskan diving bersama mereka

Minggu, 04 Oktober 2009

Taman Ujung


Istana Air Ujung, yang oleh masyarakat setempat disebut Taman Soekasada
Ujung dibangun pada tahun 1919. Namun, peresmian kompleks istana air ini
dialkukan pada tahun 1912. Istana air yang dikonstruksi oleh raja terakhir Karangasem, I Gusti Bagus Jelantik, yang memerintah di Karangasem antara 1909 dan 1945. Taman Ujung dibangun untuk menyambut dan melayani tamu-tamu penting dan raja-raja dari negara retangga, disamping sebagi tempat untuk raja dankeluarga kerajaan. Taman Sukasada Ujung terletak di Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem-sekitar85 km dari Bandar Udara Ngurah Rai atau 5 km dari Amlapura. Aktifitas pariwisata di daerah ini antara lain: warung makan, restoran kecil, dan areal parkir yang luas. Para wisatawan yang tertarik dengan produk kerajinan lokal dapat menemukannya di beberapa toko seini yang ada di sini. Taman Soekasada Ujung telah diumumkan sebagai objek wisata budaya mengingat dianggap sebagai satu dari warisan budaya yang ada di Kabupaten Karangasem. Kompleks Taman Soekasada Ujung merupakan kombinasi dari arsitektur Bali dan Eropa. Terdapat tiga kolam besar dan luas di daerah ini. Di tengah kolam utama, terdapat bangunan yang menghubungkan sisi-sisi kolam dengandua jembatan. Pada kompleks tertinggi, kita akan menemukan patung "warak" (badak). Di bawah wark adalah patung banteng. Dari tempat tinggi ini kita bisa melihat pemandangan laut yang mengagumkan dengan hutan yang menghijau, keindahan Gunung Agung yang dikombinasikan dnegan persawahan yang hijau.Kemegahan Taman Ujung telah dirusak akibat meletusnya Gunung Agung pada tahun 1963 dan diperburuk dengan gempa bumi pada tahun 1979. Namun, penyelematan telah dilakukan untuk membawa kembali kejayaan kompleks istana air ini dengan merekonstruksi dan merevitalisasinya. Meskipun tidak seutuh dulu, namun kemegahannya terlihat sampai sekarang.

Uuuhhh,,,pokoknya mesti wajib kesana ni, aq juga udh mengunjunginya tempatnya emeng indah bgt.

Selasa, 29 September 2009

Tirta Gangga



Sejarah:
Tirtagangga dibangun pada tahun 1948 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Taman air ini dikonstruksi dalam arsitektur yang sangat unik dengan gaya Bali dan Cina.

Lokasi:
Tirtagangga terletak di Desa Ababi, Kecamatan Abang-sekitar 83 km dari Denpasar dan 6 km dari Amlapura ke utara.

Fasilitas:
Fasilitas yang tersedia di daerah ini antara lain hotel-hotel kecil, restoran-restoran kecil, dan warung-warung serta areal parkir yang luas.

Deskripsi:
Tirtagangga terletang pada daerah 1,2 hektar yang terdiri atas tiga kompleks. Kompleks pertama yakni pada bagian paling bawah dapat ditemukan dua kolam teratati dan air mancur. Kompleks kedua adalah bagian tengah dimana dapat ditemukan kolam renang; sementara, pada bagian ketiga, yakni kompleks ketiga, kita dapat menemukan tempat peristirahatan raja.

Sebelum konstruksi Tirtagangga, terdapat sumber mata air besar di daerah ini; sehingga masyarakat setempat menyebut daerah ini "embukan" yang artinya mata air.

Mata air itu kemudian difungsikan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan air dan juga sebagai "pemurnian" dari para Dewa. Untuk tujuan ini, mata air ini dianggap suci dan sacral.

Aspek religius dalam mengkonstruksi Tirtaganga untuk rumah istirahat raja dan juga untuk fungsi umum layak untuk disaksikan.

Kamis, 10 September 2009

Pura Rambut Siwi

Rambut siwi merupakan obyek wisata merupakan lingkungan suatu pura yang bernama Pura Rambut siwi, dikelilingi sawah yang membentang luas dan berteras-teras, dan di sebelah selatannya terdapat gundukan tebing dan batu karang yang curam. Dari gundukan tebing ini tampak Samudra Indonesia yang selalu dihiasi oleh deburan ombak. Di sebelah barat daya lingkungan pura terdapat balai tempat istirahat untuk menikmati keindahan panorama laut yang cukup mengasikkan. Tidak jauh dari balai tempat istirahat tadi, di sebelah selatan pura terdapat undak-undak yang curam untuk jalan turun ke pantai. Di pinggir pantai pada tebing batu karang ada dua buah goa yang dianggap suci dan keramat. Suasana di tempat ini tenang sekali dan baik untuk menenangkan pikiran.

Rambut siwi terletak di pinggir pantai selatan Pulau Bali bagian barat yang termasuk wilayah Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Di sebelah utara lingkungan Pura, lebih kurang 200 meter terbentang jalan raya jurusan Denpasar-Gilimanuk, terdapat penyawangan lingkungan Pura Rambutsiwi. Di sini biasanya umat Hindu yang melintasi jalur perjalanan tersebut berhenti sejenak untuk menghaturkan sembah mohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.Di sekitar lingkungan pura (terutama di sebelah timur dan barat) ada tempat-tempat istirahat untuk melepas lelah sementara sambil melihat-lihat keindahan alam disekitarnya. Disamping itu terdapat pula disana pameran lukisan maupun barang-barang souvenir lainnya yang dipajang setiap hari.

Rambutsiwi sering mendapat kunjungan para wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Waktu kunjungan yang paling baik adalah pada sore hari sebelum matahari terbenam. Umumnya wisatawan ramai berkunjung kesana pada hari-hari libur, hari raya dan hari piodalannya.
Comments

Kamis, 03 September 2009

Danau Tamblingan

Danau Tamblingan adalah sebuah danau yang terletak di lereng sebelah utara Gunung Lesung, kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau ini merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar. Di sebelah timur berturut-turut terdapat Danau Buyan dan Danau Beratan. Diapit oleh hutan disekelilingnya serta dikarenakan letaknya di dataran tinggi membuat lingkungan danau ini berhawa sejuk.

Sebagai salah satu objek wisata alam, Danau Tamblingan tidak dikembangkan ke arah pariwisata modern demi menjaga kelestarian alam dan lingkungannya. Yang menjadi daya tarik utama tempat ini bukan hanya pesona alamnya, namun juga karena banyaknya pura yang menyimpan sejarah dan perkembangan peradaban dan kebudayaan Bali khususnya menyangkut pembentukan dan perkembangan Desa Tamblingan.

Diceritakan pada abad 10M sampai 14M lingkungan Danau Tamblingan adalah pemukiman yang pusatnya berada di Gunung Lesung sebelah selatan danau. Karena suatu alasan penduduknya kemudian berpindah ke empat daerah berbeda yang jaraknya masih berdekatan dengan areal danau. Keempat desa itu kemudian disebut Catur Desa , yang berarti empat desa yakni : Desa Munduk, Gobleg, Gesing, dan Umejero. Keempat desa ini memiliki ikatan spiritual dan memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menjaga kesucian danau dan Pura yang ada di sekitarnya.

Nama Tamblingan berasal dari dua kata dalam Bahasa Bali yaitu Tamba berarti obat, dan Elingang berarti ingat atau kemampuan spiritual. Diceritakan dalam Lontar Kutara Kanda Dewa Purana Bangsul bahwa masyarakat di wilayah itu konon pernah terkena wabah epidemi. Sebagai jalan keluar seseorang yang disucikan kemudian turun ke danau kecil di bawah desa untuk mengambil air untuk obat. Berkat doa dan kemampuan spiritual beliau air itu kemudian dijadikan obat dan mampu menyembuhkan masyarakat desa. Kata Tamba dan Elingang inilah lama kelamaan menjadi Tamblingan.

Rabu, 02 September 2009

Taman Nasional Bali Barat


Sejarah Kawasan

Pada tanggal 24 Maret 1911 seorang biologiawan dari Jerman, Dr. Baron Stressman yang terpaksa mendarat karena kapal Ekspedisi Maluku II rusak di sekitar Singaraja selama ± 3 bulan, menemukan burung Jalak Bali sebagai spesimen penelitiannya di sekitar Desa Bubunan ± 50 Km dari Singaraja. Kemudian pada tahun 1025 dilakukan observasi intensif oleh Dr. Baron Viktor von Plesen, atas pendapat Stressman yang melihat Jalak Bali sangat langka dan berbeda dengan jenis lain dari seluruh spesimen yang dia peroleh, dan diketahui penyebaran Jalak Bali hanya mulai Desa Bubunan sampai ke Gilimanuk seluas ± 320 Km2.

Untuk melindungi keberadaan spesies yang sangat langka yaitu burung Jalak Bali dan Harimau Bali, berdasarkan SK Dewan Raja-Raja di Bali No.E/I/4/5/47 tanggal 13 Agustus 1947 menetapkan kawasan hutan Banyuwedang dengan luas 19.365,6 Ha sebagai Taman Pelindung Alam / Natuur Park atau sesuai dengan Ordonansi Perlindungan Alam 1941 statusnya sama dengan Suaka Margasatwa.

Kawasan hutan Bali Barat dipandang memenuhi syarat untuk pengembangan hutan tanaman dibandingkan dengan bagian lain di Propinsi Bali (Menurut Brigade VIII Planologi Kehutanan Nusa Tenggara Singaraja, Tahun 1974). Sehingga sejak tahun 1947/1948 sampai dengan 1975/1976 di RPH Penginuman telah dilakukan pengembangan hutan tanaman dengan jenis Jati, Sonokeling, dan rimba campuran seluas 1.568,24 Ha. Tahun 1968/1969 sampai dengan 1975/1976 dikembangkan hutan tanaman Kayu Putih dan Sonokeling di RPH Sumberkima serta pada tahun 1956/1957 di RPH Sumberklampok telah dilakukan penanaman Sawo Kecik, Cendana, Bentawas, Sonokeling, dan Talok seluas 1.153,60 Ha. Dalam pelaksanaan penanaman ini dilakukan perabasan dan eksploitasi beberapa jenis hutan evergreen Sumberrejo dan Penginuman dan tebang pilih hutan alam Sawo Kecik di Prapat Agung.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDh Tk. I Bali No. 58/Skep/EK/I.C/1977 tahun 1977 tanah Swapraja Sombang seluas 390 Ha ditambahkan ke dalam kawasan sebagai pengganti kawasan yang terpakai untuk pembangunan Propinsi Bali dan kemudian SK Menteri Pertanian No. 169/Kpts/Um/3/1978 tanggal 10 Maret 1978 menetapkan Suaka Margasatwa Bali Barat Pulau Menjangan, Pulau Burung, Pulau Kalong dan Pulau Gadung sebagai Suaka Alam Bali Barat seluas 19.558,8 Ha.

Deklarasi Menteri Pertanian tentang penetapan Calon Taman Nasional Nomor 736/Mentan/X/1982 kawasan Suaka Alam Bali Barat ditambah hutan lindung yang termasuk ke dalam Register Tanah Kehutanan (RTK) No. 19 dan wilayah perairan sehingga luasnya mencapai 77.000 Ha terdiri dari daratan 75.559 Ha dan wilayah perairan ± 1.500 Ha. Namun pengelolaan UPT Taman Nasional Bali Barat sesuai SK Menteri Kehutanan No. 096/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 secara intensif hanya seluas 19.558,8 Ha daratan termasuk hutan produksi terbatas (HPT) dengan pembagian zonasi Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan, dan Zona Penyangga.

Adanya konflik kewenangan di dalam kawasan TNBB, dimana pengelolaan HPT seluas 3.979,91 Ha adalah kewenangan Dinas Kehutanan Provinsi Bali, sehingga berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/1995 tanggal 15 September 1995 luas Taman Nasional Bali Barat hanya sebesar 19.002,89 Ha yang terdiri dari 15.587,89 Ha wilayah daratan dan 3.415 Ha wilayah perairan sampai sekarang.

Penataan kawasan pengelolaan TNBB sesuai fungsi peruntukannya telah ditetapkan berdasarkan SK Dirjen Perlindungan dan Konservasi Alam No.186/Kpts/Dj-V/1999 tanggal 13 Desember 1999 tentang pembangian zonasi sebagai berikut :

* Zona Inti ; merupakan zona yang mutlak dilindungi, tidak diperbolehkan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia kecuali yang berhubungan dengan kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan ; meliputi daratan selauas 7.567,85 hektar dan perairan laut seluas 455.37 hektar
* Zona Rimba; merupakan zona penyangga dari zona inti, dapat dilakukan kegiatan seperti pada zona inti dan kegiatan wisata alam terbatas ; meliputi daratan selauas 6.009,46 hektar dan perairan laut seluas 243.96 hektar
* Zona Pemanfaatan Intensif ; dapat dilakukan kegiatan seperti pada kedua zona di atas, pembangunan sarana dan prasarana pariwisata alam dan rekreasi atau penggunaan lain yang menunjang fungsi konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya ; meliputi daratan selauas 1.645,33 hektar dan perairan laut seluas 2.745.66 hektar
* Zona Pemanfaatan Budaya ; Zona ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan terbatas untuk kepentingan budaya atau relegi ; selauas 245,26 hektar yang digunakan untuk kepentingan pembangunan sarana ibadat umat Hindu.

2. Sejarah Organisasi
Pengelolaan hutan Bali Barat sebelum dikelola oleh Sub Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Bali masih dalam pengelolaan Cabang Dinas Kehutanan Singaraja dan Jembrana sebagai unit dari Dinas Kehutanan Propinsi Bali, sedangkan unit pengelola terkecil wilayah yaitu RPH (Resort Pemangkuan Hutan) Penginuman, Sumberklampok dan Sumberkima.

Kawasan Suaka Alam berupa cagar Alam atau Suaka Margasatwa dikelola oleh Sub Balai Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) / SBKSDA Provinsi Bali sebagai Unit Pelaksana Teknis Dirjen PPA dengan unit pemangku terkecil di lapangan yaitu Kepala Resort sebagai pelaksana pengamanan dan perlindungan, yang dikepalai oleh Kepala Sub Seksi / Rayon Kawasan Suaka Margasatwa Bali Barat / Sub Seksi Wilayah PPA yang setara Eselon V.

Bedasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 096/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 tentang Organisasi dan Tata Kerja Taman Nasional Bali Barat, Suaka Alam Bali Barat dikelola se bagai UPT Taman Nasional Bali Barat yang dikepalai oleh seorang Kepala yang setara Eselon IV, yang dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Pemanfaatan, Kepala Seksi Penyusunan Program. Sedangkan pelaksana teknis di lapangan adalah Kelompok Perlindungan, Pengawetan, dan Pelestarian.

Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional dan Unit Taman Nasional, meningkatkan pengelolaan Taman Nasional sebagai Balai yang dipimpin oleh seorang Kepala Balai setara Eselon III, yang dalam pengelolaannya dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Konservasi yang membawahi tiga sub seksi wilayah konservasi (Jembrana, Buleleng dan Labuan Lalang). Dan untuk pelaksana teknis di lapangan dibantu kelompok jabatan fungsional yang teridi dari Fungsional Jagawana, Fungsional Teknisi Kehutanan Bidang Konservasi Jenis Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Fungsional Teknisi Kehutanan Bidang Konservasi Kawasan dan Lingkungan dan Fungsional Teknisi Kehutanan Bidang Bina Wisata Alam.

Nuansa otonomi daerah memerlukan desentralisasi koordinasi birokrasi sehingga pengelolaan Taman Nasional Bali Barat sesuai dengan Surat keputusan Menteri Kehutanan No. 6186/Kpts-II/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional dibagi menjadi 3 wilayah pengelolaan yaitu Seksi Konservasi Konservasi Wilayah I di Jembrana, Seksi Konservasi Wilayah II di Buleleng dan Seksi Konservasi Wilayah III di Labuhan Lalang dengan Kepala Seksi sebagai pejabat pemangku Wilayah yang setara Eselon IV.

Selasa, 01 September 2009

Kerta Gosa

Kerta Gosa terletak di tengah kota Kabupaten Klungkung, kira-kira 40 km ke arah timur dari Denpasar dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 45 menit melalui Jl.Prof.Dr.Ida Bagus Mantra.



Arti & Sejarahnya
Kerta Gosa berarti tempat permbahasan segala sesuatu yang bertalian dengan situasi keamanan, kemakmuran serta keadilan wilayah kerajaan Bali. Siapa yang mempunyai ide serta pendiri dari pada Kertha Gosa tidaklah jelas. Namun menurut Chandra Sengkala yang terpahat pintu utama Puri Kertha Gosa sudah ada pada tahun Caka Cakra YuyuPaksi-paksi yang masing-masing bernilai 1,6,2,2. Jadi tahun 1622 Caka atau 1700 Masehi ketika I Dewa Agung Jambe sedang memerintah Klungkung

Fungsi dan Isi
Semasa kerajaan, balai Kertha Gosa ini setiap tahun sekali tiap-tiap hari Purnama Kapat adalah sebagai tempat sidangnya raja-raja bawahan di seluruh Bali. Di sinilah Raja tertinggi memberikan pengarahan serta keputusan-keputusannya berdasarkan pertimbangan keadaan dan kebutuhan. Setiap bulan setiap hari Budha (Rabu) Kliwon, Raja mengadakan rapat dengan para pembantu setempat di lingkungan Klungkung guna keperluan serupa. Selain dari pada tersebut diatas setiap harinya balai ini digunakan sebagai tempat bersantap bagi para pendeta istana dan para pendeta lainnya yang pada saat itu sedang menghadap raja. Demikian juga datangnya bangsawan asing seperti Belanda, Inggris, Portugis dan Cina.

Setelah keraton jatuh akibat perang Puputan melawan Belanda pada tanggal 28 April 1908, maka fungsi dan kegunaan balai ini menjadi lain. Sejak saat itulah hingga berakhirnya pemerintahan Belanda, balai Kertha Gosa menjadi balai pengadilan adat, dimana setiap orang yang memiliki perkara apappun bentuknya yang menyangkut pertikaian berkenaan dengan adat dan agama disidangkan dan diputuskan di sini.

Pada balai ini terdapat sebuah meja berukir keemasan dan enam buah kursi. Pada kursi yang lengannya bertanda singa adalah tempat duduknya raja yang bertindak selaku hakim ketua. Kursi yang berlengan lembu, adalah tempat duduknya pendeta sebagai ahli hukum serta penasehat raja didalam mengambil keputusan. Dan kursi yang melambangkan naga adalah tempat duduknya para kanca sebagai panitera sedangkan orang-orang yang hendak diadili baik sebagai tergugat maupun penggugat duduk di lantai bersila dalam laku dan sikap yang santun.

Di samping raja, kontrolir (pejabat tinggi setempat pemerintahan Belanda) kadang-kadang ikut serta juga hadir dalam persidangan tersebut sebagai orang yang paling menentukan bila sesuatu perkara dianggap khusus.Di balai Kerta Gosa terdapat 5 buah patung, 3 buah adlaah buatan pemahat cina dan 2 buah lagi adalah buatan pematung setempat yang bernama Pedanda Gede Kreta.

Yang menjadi daya tarik dari balai Kerta Gosa ini adalah di langit-langit bangunan terdapat lukisan-lukisan wayang yang memiliki cerita tentang kehidupan sehari-hari, karma phala, ramalan gempa dan filsafat hidup. Di samping balai Kerta Gosa terdapat banguan yang dikelilingi oleh kolam bernama Taman Gili.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Danau Beratan



Danau Beratan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Danau yang terletak paling timur di antara dua danau lainnya yaitu Danau Tamblingan dan danau Buyan, yang merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar, Danau Beratan terbilang cukup istimewa.

Berada di jalur jalan provinsi yang menghubungkan Denpasar - Singaraja serta letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Karya menjadikan tempat ini menjadi salah satu andalan wisata pulau Bali. Disamping mudah dijangkau Danau Beratan juga menyediakan beragam pesona dan akomodasi yang memadai.

Di tengah danau terdapat sebuah Pura yaitu Pura Ulun Danu yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan.

enaknya kesini kalo hr libur, ma keluarga liburan dll

Senin, 10 Agustus 2009

Alas Kedaton




Monyet, monyet dan monyet pasti gak asing ditelinga kita. Dah pernah berkunjung melihatkan???

Alas Kedaton berlokasi di Desa Kukuh Kecamatan Marga, kota Tabanan. Ada dua hal yang menarik di tempat ini, yaitu : Monyet-monyetnya, yang berjumlah sekitar 300-an yang terbagi dalam 3 kelompok. Di mana setiap kelompok dipimpin satu raja dengan postur tubuh yang berukuran cukup besar. Berbeda dengan monyet di Uluwatu yang agak sedikit sangar, monyet di sini cenderung jinak. Kedua adanya kalong (kelelawar) yang berterbangan di atas pohon besar belakang pura.

Letak pura ini sendiri ada di dalam hutan Alas Kedaton. Memasuki areal pura, pengunjung akan diantar oleh perempuan-perempuan penjaja dagangan souvenir yang sekaligus sebagai guide-nya. Menarik, karena hanya di tempat ini para pedagang sangat tertib. Mereka memiliki nomor antri untuk bisa mengantar pengunjung berkeliling Alas Kedaton. Selesai berkeliling mereka akan mengajak tamunya mampir di toko mereka dan mencoba menawarkan dagangannya.
Semula, kami hanya akan memberi tips saja. Tetapi karena perempuan tersebut menolak, dan rupanya mereka lebih senang agar kita membeli dagangannya saja.
Dan akhirnya saya beli kaos, gantungan kunci, dan alat musik. Ternyata tidak terlalu mahal.

Minggu, 09 Agustus 2009

Pasar sukawati

Pasar Sukawati merupakan sebuah pasar yang sangat terkenal di Bali. Karena pasar ini menjual pakaian-pakaian santai dengan harga yang sangat miring.

Pasar Sukawati

Pasar Sukawati menyediakan pakaian-pakaian seperti Batik khas bali, selain batik khas bali juga tersedia berbagai macam baju-baju serta celana pendek harga miring yang akan cocok dipakai di pantai. Dan juga ada beberapa kaos yang bercorak Bali. Semua barang-barang disini bisa ditawar, dan sebagai tipsnya harganya bisa sepertiga dari harga pertama yang ditawarkan oleh penjualnya.

Pasar Sukawati

Dan untuk melancarkan tawarannya, sebaiknya datang ke pasar ini ketika pagi sekitar jam 8-10 karena para penjualnya baru selesai sembahyang dan mereka menggap jika jualan mereka berhasil di pagi tersebut akan mendatangkan kelarisan untuk jam-jam selanjutnya.

Selain pakaian-pakaian murah, di pasar ini juga terkenal dengan barang-barang seni seperti lukisan dari berbagai aliran lukisan. Juga ada berbagai model tas.

Dan sebelum menuju ke pasar Sukawati, sebaiknya mengunjungi Pusat Kerajina Perak Celuk. Di kerajinan perak celuk ini kita bisa membeli berbagai macam kerajinan yang terbuat dari perak. Dan kelebihan lainnya, disini kita juga bisa melihat secara langsung bagaiman para perajin membuat kerajinan perak tersebut.

Kamis, 06 Agustus 2009

Pantai Losari



Dipantai ini kita bisa menyaksikan sunrise dan sunset disatu titik berdiri yang sama. “Pantai itu yakni pantai Losari, Makasar”, begitu kata Jusuf Kalla salah satu tokoh masyarakat disana mengatakan kepada saya sambil membanggakan pantai ini, satu saat yang lalu. Awalnya saya bingung dengan kenyataan ini. Posisi pantai yang memanjang Utara-Selatan ini memang bisa menyaksikan terbitnya dan terbenamnya matahari disatu posisi yang sama. Unik memang.
pantai Losari adalah salah satu pantai paling resik dan apik yang pernah saya datangi diseluruh Indonesia ini, dan hebatnya lagi pantai ini berada tepat dijantung kota besar. Membandingkan dengan beberapa bibir pantai kota kota besar di Jawa, jelas Losari paling top: bebas sampah dan nyaman dikunjungi. Sambil menulis ini saya membayangkan betapa bau dan kroditnya situasi di Tanjung Priok Jakarta, atau pelabuhan Perak di Surabaya. Tidak heran, dahulu ketika Ratu Elizabeth dari Inggris bertandang ke Jakarta (era 80 an) ia tidak mau turun dari mobil saat tiba di Tanjung Priok karena begitu shock dia dengan bau dan amburadulnya situasi dipelabuhan. Dia pikir, Tanjung Priok sama indahnya dengan Hongkong harbour . Kejadian ini menjadi “insiden protokoler” yang memalukan, tapi begitulah wajah pelabuhan di Jakarta.



Posisi pantai Losari sangat strategis dan menjadi bagian yang menyatu dengan suasana kota Makasar yang membentang sejauh kurang lebih 4 km. Pantai ini langsung dapat diakses dengan jalan utama protokol utama. Diseberang jalan bertumbuhan hotel dengan berbagai kelas. Sebut saja beberapa nama hotel yang lokasinya amat dekat dengan bibir pantai al: Hotel MGM, Hotel Losari Beach, Hotel Quality, Hotel Aryadutta, dan Hotel Aston. Untuk mid-budget traveller, bisa pilih Hotel Losari Beach, atau agak masuk sedikit kedalam jalan Joseph Latumahina, ada hotel kecil yang nyaman yakni Hotel Kenari. Saya sendiri suka Hotel Quality atau Hotel Losari Beach karena lokasinya oke, dan harganya tidak selangit.

Waktu paling ideal mengunjungi pantai Losari adalah sore hari antara jam 15.00 hingga jam 21.00. Banyak yang datang kemari untuk duduk duduk menikmati pantai yang bersih, jogging disepanjang pedestrian sejauh 500m, atau makan diwarung warung yang telah direlokasi oleh Pemda setempat (diujung paling selatan pantai). Tua muda akan datang kemari menikmati matahari terbenam disini sambil membelu makanan dari pedagang. Jika suka jogging, tempat ini juga sangat ideal. Udara bersih dan angin bertiup tanpa henti, matahari yang merah keemasan menyapu wajah manusia yang duduk bibir pantai.


Pedagang menjual aneka makanan mulai dari jajan ringan saja sekedar ganjal perut seperti bakso atau gorengan. Ada juga makanan khas Makasar seperti Coto atau aneka hidangan masakan laut dengan resep asli orang bugis. Sungguh enak!

Suasananya amat tertib dan aman, saya merasa nyaman disini. Tapi ada satu yang saya keluhkan yakni: pengamen. Mereka ngeyel, tidak bisa ditolak untuk tidak menyanyi. Jadi semacam paksaan saja mendengarkan mereka menyanyi, dan suka memaksa dengan sindiran jika tidak diberi uang. Mereka mengamen tidak Cuma sendirian, tapi datang dengan sekelompok teman yang sama sama bernyanyi dengan nada (maaf saja ya) tidak bagus. Kenyamanan pantai ini berkurang minus satu poin hanya gara gara kehadiran pengamen yang tidak tau aturan dan main paksa ini. Ada baiknya pemda dan aparat melakukan penyuluhan agar kenyamanan di Losari tidak tercemar gara gara gerombolan pengamen macam begini.

Sabtu, 01 Agustus 2009

Tanah Lot



Tanah Lot terletak di desa Beraban atau 13 km sebelah barat Tabanan, Pura Tanah Lot hampir selalu ditawarkan oleh setiap pemandu wisata di Bali untuk dikunjungi. Tempat yang asik tuk memotret sunset ini (sambil duduk2 dan minum kelapa muda) memiliki keunikan antara lain lokasi pura yang berada diatas bukit batu besar pinggir laut. pada saat air surut dan tingginya tidak lebih dari selutut, kita masih bs nyebrang menuju tempat itu.
Menurut sebuah sumber tersebutlah legenda dari kisah perjalanan pendeta asal Jawa Timur bernama Dang Hyang Nirartha yang tengah menuju ke timur untuk menyebarkan ajaran Hindu. Sampai pada suatu saat, Dang Hyang Nirartha tiba di salah satu pantai dengan pulau kecil ditengah lautnya dengan tanah parangan dan bebatuan keras di bawahnya. di tempat itulah sang pendeta beristirahat dan tak lama kemudian datang para nelayan membawa sesembahan untuknya. kemudian di tempat itu Dang Hyang Nirartha menyampaikan ajaran agamanya dan menyarankan masyarakat sekitar tuk membangun tempat suci di pulau tempatnya menginap. Sepeninggal sang pendeta, masyarakat membangun tempat suci di atas pulau dengan nama Pura Luhur Tanah Lot yang artiya tanah di tengah laut.
Di sebelah utara pura, tepatnya di dalam gua bawah tebing, terdapat ular yang dikeramatkan. ular pipih beracun berwarna hitam kuning ini dipercaya sebagai selendang Dang Hyang Nirartha yang terlepas saat sedang bertapa dan hingga kini menjadi penjaga pura. di tempat ini pula terdapat sumber air tawar bernama Tirta Pabersihan (biasa digunakan sebagai sarana memohon kesucian).

Selasa, 28 Juli 2009

Garuda Wisnu Kencana

Garuda Wisnu Kencana adalah salah satu tempat obyek wisata di Bali dan salah satu terindah dibali, yang sangat menawan, menarik.

Terletak diatas dataraan tinggi batu kapur padas dan menatap kawasan wisata dipesisir selatan Bali, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park adalah jendela seni dan budaya Pulau Dewata yang memiliki latar belakang alami serta panorama yang sangat mengagumkan. Dengan jarak tempuh 15 menit dari Pelabuhan Udara dan kurang dari satu jam dari lokasi perhotelan utama, GWK menjadi salah satu tujuan utama untuk berbagai pertunjukan kesenian, pameran dan konferensi ataupun kunjungan santai bahkan kunjungan spiritual

Kawasan seluas 250 hektar ini merangkum berbagai kegiatan seni budaya, tempat pertunjukan serta berbagai layanan tata boga. Sebagaimana istana-istana Bali pada jaman dahulu, pengunjung GW K akan menyaksikan kemegahan monumental dan kekhusukan spiritual yang mana kesemuanya disempurnakan dengan sentuhan modern dengan fasilitas dan pelayanan yang tepat guna. Kendatipun anda datang sebagai bagian dari ribuan pengunjung sebuah event kebudayaan ataupun seorang diri untuk menikmati sekedar hidangan ringan dan minuman sembari menyaksikan matahari terbenam, anda akan merasakan keindahan alam dan budaya Bali serta keramah-tamahan penduduknya.

PERWUJUDAN MODERN SEBUAH TRADISI KUNO
Wisnu - Simbol Hindu yang melambangkan kekuatan utama pemelihara alam semesta yang mendominasi kawasan ini. Diwujudkan sebagai patung berukuran raksasa terbuat dari kuningan dan tembaga dengan ketinggian mencapai 22 meter, menjadikan figur ini sebagai perwujudan modern sebuah kebudayaan dan tradisi kuno. Wujud yang menyertainya adalah Garuda - seekor burung besar yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu sebagai perlambang kebebasan sekaligus pengabdian tanpa pamrih.

Gapura Batu - beberapa buah pilar batu cadas alami setinggi 25 meter yang berdiri kokoh yang akan ditatah dengan berbagai ornamen yang diambil dari kisah dramatis Ramayana yang menjadi sumber inspirasi seni pertunjukan Bali. Pahatan ukiran latar belakang relief bercorak seni pahat pewayangan (Kayon atau Gunungan) yang sangat khas Bali dan Jawa
SEBUAH LOKASI KUNJUNGAN SPIRITUAL
Berdekatan dengan patung Dewa Wisnu terdapat Parahyangan Somaka Giri, sebuah mata air keramat darimana mengalir air yang dengan kandungan mineral-mineral utama. Keberadaan air di puncak bukit kapur padas ini memang merupakan sebuah keajaiban dan belum dapat dijelaskan dengan ilmiah, sehingga menjadikannya tempat kunjungan spiritual dan meditasi.


Air tersebut dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan telah dipergunakan luas dikalangan penduduk setempat dalam upacara memohon hujan guna mendapatkan panen yang baik. Keberadaan Parahyangan Somaka Giri sangat menggugah naluri seseorang dalam mencari pencerahan pikiran, lahir dan batin
TEMPAT UNTUK BERBAGAI KESEMPATAN
Dengan curah hujan yang relatif rendah namun terbuka untuk dapat menikmati hembusan angin tropis, Fasilitas yang dimiliki GWK menjadi sangat ideal. Amphitheatre dengan kapasitas 800 tempat duduk dan tatanan acoustic kelas satu, merupakan tempat yang tak tertandingi untuk pagelaran seni budaya. Lotus Pond yang dikelilingi pilar-pilar batu cadas serta latar belakang patung kepala Burung Garuda menjadikan areal berkapasitas 7500 orang ini sangat dramatis untuk berbagai perhelatan akbar. Sebagaimana arena upacara desa-desa di Bali, Street Theatre merupakan tempat yang sangat tepat untuk berbagai prosesi, fashion show dan berbagai pertunjukan bergerak. Tempat untuk beramah-tamah yang ideal adalah Plaza Kura-kura, yang memiliki kapasitas sampai 200 orang. Sebagai tambahan, yang terbuka untuk umum, Exhibition Gallery yang memiliki luas 200m2 terdapat 10m2 halaman terbuka di dalamnya.

Kalo ke Bali wajib berkunjung kesini... Ya...!!!!!!!!!

Jumat, 24 Juli 2009

Margarana

Margarana adalah taman makan pahlawan untuk menghormati jasa pahlawan kemerdekaan yang gugur dalam perang puputan, 20 November 1946. Dalam perang sengit yang tak berimbang itu pasukan laskar Bali yang dipimpin oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai, semuanya gugur akibat gempuran udara yang dahsyat oleh tentara Belanda. Sebagai penghormatan, abu jenazah I Gusti Ngurah Rai beserta segenap pasukannya yang gugur di dalam pertempuran tersebut ditanam di sini.
Di Candi Pahlawan ini kamu dapat menyaksikan beberapa prasasti yang merupakan salinan surat dari I Gusti Ngurah Rai yang tak mau berkompromi apalagi tunduk pada Belanda. Dan masih banya juga candi yang lain disa ada kira - kira ribuan candi. Karena pasukan I bawah komando Ngurah Rai tersebut bernama pasukan Ciung Wanara, taman makam pahlawan ini pun dikenal dengan nama Taman Makam Pahlawan Ciung Wanara.
Taman ini terletak sekitar 25 kilometer dari Denpasar atau sekitar 13 kilometer dari Tabanan.
Kalau liburan Juga tempat ini dijadikan Obyek untuk rekreasi keluarga atau bagi para muda mudi untuk pacaran,,

Pura Uluwatu, Pecatu

Pura Uluwatu terletak pada ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.

Pura Uluwatu mempunyai beberapa pura pesanakan, yaitu pura yang erat kaitannya dengan pura induk. Pura pesanakan itu yaitu Pura Bajurit, Pura Pererepan, Pura Kulat, Pura Dalem Selonding dan Pura Dalem Pangleburan. Masing-masing pura ini mempunyai kaitan erat dengan Pura Uluwatu, terutama pada hari-hari piodalan-nya. Piodalan di Pura Uluwatu, Pura Bajurit, Pura Pererepan dan Pura Kulat jatuh pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia setiap 210 hari. Manifestasi Tuhan yang dipuja di Pura Uluwatu adalah Dewa Rudra.

Pura Uluwatu juga menjadi terkenal karena tepat di bawahnya adalah pantai Pecatu yang sering kali digunakan sebagai tempat untuk olahraga surfing bahkan event internasional, tempat - tempat syuting, seringkali diadakan di Bali. Ombak pantai ini terkenal amat cocok untuk dijadikan tempat surfing selain keindahan alam Bali yang memang amat cantik. Pokoknya indah banget rugi jika anda tidak berkunjung ke Uluwatu

Kamis, 23 Juli 2009

Lapangan renon


Museum Renon atau bisa disebut Museum Perjuangan Rakyat Bali adalah tempat wisata pertama kali yang saya kunjungi ketika tiba di Bali. Monumen ini di dirikan pada tahun 1980 yakni dari ide Dr. Ida Bagus Mantra yang mana saat itu adalah Gubernur Bali. Ide itu di keluarkan tentang museum dan monumen untuk perjuangan rakyat Bali. Lalu pada tahun 1981 diadakan sayembara desain monumen di dimenangkan oleh Ida Bagus Yadnya, mahasiswa arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. Lalu pada tahun 1988 merupakan peletakan batu pertama dan baru selesai kurang lebih 13 tahun pembangunan monumen selesai. Tahun 2001, bangunan fisik monumen telah selesai. kemudian pengisian dan penataan lingkungan monumen dilakukan. Dan dibuka secara umum pada bulan Juni 2003 dilakukan oleh Presiden RI yakni Ibu Megawati Soekarnoputri.

Rabu, 22 Juli 2009

Jatiluwih



Terletak di daerah Penebel, Tabanan, Bali, Jatiluwih terkenal dengan panorama persawahannya. Jatiluwih merupakan daerah yang berdekatan dengan Gunung Batukaru dan terletak pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Anda akan menikmati udara sejuk saat berada disini.

Kamis, 16 Juli 2009

SOBEK, White Water Rafting



Sobek's white water rafting trip down the Ayung River is one of Ball's most spectacular tours. The fast-flowing Ayung River carves its way through soft volcanic rock to produce a narrow, deep-sided thrilling course. We journey throughvine-hung gorges, tranquil rice-paddies and stunning jungle scenery while observing rural Balinese life from the river.

Rabu, 15 Juli 2009

Pariwista - tampak Siring


Pura Tirta Empul adalah bait tampak Siring, dibangun di sekitar mata air suci. Tampak Siring adalah sebuah prasasti yang tanggal spring all the way back to 926AD; dan ada ukiran dan denda Garudas di halaman gedung. Bait dan dua tempat mandi yang telah digunakan oleh Bali selama lebih dari seribu tahun yang baik untuk kesehatan dan kesejahteraan; sebagai air benar-benar tidak mempunyai kuasa untuk menyembuhkan. Upacara pemurnian biasa juga terjadi di sini.

Sedikit keluar dari jalan utama di Gunung Kawi Tampak siring adalah dengan grup besar batu kenangan potong menjadi salah satu tebing di pinggir lembah sungai yang indah. Hal ini diyakini dari tanggal 11th century; Bali adalah salah satu yang paling mengesankan pemandangan. Tampak Siring seniman menghasilkan ajaib tulang dan ukiran gading. Kedua situs setiap hari. Oleh transportasi umum dari Ubud, melihat bemo utara ke Tampaksiring dari persimpangan di Bedulu yang tenggara dari Ubud.
Arkeologi yang terletak di kompleks gorge dari Sungai Pakerisan. Untuk mencapai kompleks pengunjung harus berjalan kaki sekitar 600 meter dari parkir ke counter tiket dari berjalan di bawah 315 batu langkah. Sebelum mengambil lintas di jembatan di bagian bawah lembah membuat berbelok ke kiri untuk melihat batu pertama monumen. Rombongan batu Monumen ini terletak di sebelah kiri candi utama yang melintasi sungai.



Monumen yang ada yg dipotong di relief yang solid pada umumnya disebut bukit batu candi (candi). Ada berbentuk seperti menara pengebumian ditemukan di seluruh Tengah dan Jawa Timur. Namun, ada banyak teori dari pemberitaan identitas kerajaan personages terhormat di sini. Satu teori sangat kredibel menunjukkan lima candi utama di grup ini dibangun untuk Raja Udayana, maka Jawa queen Gunapriya, maka gundik, anak tertua ia amat terkenal Airlangga yang memerintah atas Jawa Timur, dan putra bungsu Anak Wungsu. Bali selama memerintah dari 1050 ke 1077 AD, Anak Wungsu diyakini telah diberikan atas kerajaannya menjadi agama pertapa.

Di sebelah kanan dari ansambel utama dari candi yang menyendiri dengan lima sel diukir dari batu. Beranda narapidana yang paling mungkin adalah caretaker dari candi. There's a kedua pertapaan dekat biara utama, yang terdiri dari sekitar niches sebuah pusat halaman, mungkin ada yang bertugas sebagai tempat tidur untuk mengunjungi peziarah. Untuk mendapatkan ini menjadi bagian dari candi pengunjung harus mengambil dari mereka sepatu. J mondar utara kompleks candi yang singkat dapat berjalan baik di sepanjang sawah dan aliran sungai. Path yang mengarah ke air terjun kecil setelah 800 meter dan sekitar 1,5 kilometer ke Candi Mengening.

Minggu, 12 Juli 2009

Gajah Cave (Gua Gajah)



The name Goa Gajah derived from 'Lawa Gajah', which is mentioned in the manuscripts that found in this site. This temple complex was built for the first time around 11 century based on epigraph found in this site.
A seven-meters deep cave with a shape of T-letter is the major attraction of this Bedulu village's local temple. The cave it self is carved in a solid stone hill of the river valley. The main figure of the carving at the cave entrance is 'boma', a barong face, accompanied with big clapping fingers on its side. Leaf, flower, and some horror figures can be noticed if we give more attention look to the rest of the carving. Some holes that are considered to be used as meditation or sleeping quarters can be found in the wall of the cave. Nowadays, those holes are used to place offerings whenever there is ceremonies taking place. On the left end side of the cave is Ganesha statue, believe it as 'the God of knowledge'. Meanwhile on the right end side can be found three 'linggas', that each of them dedicated to the three common God manifestations in Bali, Brahma, Wisnu, and Siwa. There are other three stone carvings in the centre wall, one of them figuring head and face.
Three other statues of Ganesha, demons and Men Brayut, a legendary lady with her beloved children, are placed on a high building located on the left side of cave entrance. It is considered that these statues are 1000 years old. In the middle of the complex, in front of the cave, there is bathing place that is not any longer used by the local people. The angle figures within the bathing complex are about similar to common figures found in India. On the south part of the complex, there are along flight of step leads down the lower part of the valley. After crossing a bridge above a small creek and follow another flight of steps up to eastern side of the valley, a headless sitting Buddha statue can be seen. This is the evident of a close relationship between the two religions.
where tourism, cave tourism elephant

Rabu, 08 Juli 2009

Pariwisata Ubud, surga belanja


Ubud sudah terkenal sejak jaman dahulu, kira kira sejak tahun 1920an. Ketika artis, componist dan orang orang terpelajar dari barat ( luar negeri ) datang untuk mencari kenikmatan hidup.

Ubud terkenal dengan lukisannya, patung – patung, kerajinan tangan, gambelan ( traditional musik ) dan tariannya. Banyak lukisan menggambarkan tentang bali yang bias di dapat di gallery gallery kecil di seputaran ubud, dan ada juga museum seperti Neka art Museum, Lempad Gallery, Museum Puri lukisan dan Antonio Blanco Gallery.

Untuk Gambelan, alat musik tradisional dan tarian bali bisa di temukan di sanggar sanggar seni seperti “ Sekehe Gong Sadya Budaya “ atau organisasi organisasi musik tradisional yang biasanya pentas ke luar negeri seperti Eropa dan Negara – Negara Asia. Memprioritaskan keabadian seni utamaya pertunjukan seni dan kegiata ritual. Untuk mencapai sukses yang estetis Sadha Budaya melanjutkan pengembangannya dengan memperluas kemampuan dalam memaninkan gambelan.

Di ubud bisa dijumpai banyak hotel hotel mewah dan seni juga hotel hotel kelas ekonomi. Ubud juga disebut sebagai desa wisatawan mancanegara. Ubud juga lengkap dengan biro biro inforasi wisata. Juga banyak tempat tempat wisata seperti monkey forest dan lain lainnya. Yang merupakan sifat dari orang orang di Ubud yang selalu menerima baik setiap wisatawan yang datang ke ubud.

Ubud dikenal sebagai pusat budaya Bali, tempat ini telah menarik perhatian wisatawan yang terpesona dengan kebudayaan Bali sejak berpuluh-puluh tahun yang lalu, dimana seniman, komponis dan sarjana barat datang mencipta dan mengadakan riset sambil menikmati kebahagian hidup di Ubud.

Ubud terkenal akan seni lukisnya, seni patung, seni tabuh dan juga seni tarinya, namun selain berbagai obyek wisata yang terdapat di dalam kota. Ubud juga memiliki pura, peninggalan purbakala dan pusat kerajinan tangan yang menarik untuk dikunjungi yang terdapat di sekitar kota.

Pusat kota terdapat pada persimpangan dimana pasar dan terminal angkutan umum bertemu. Setiap minggu di Ubud dipentaskan berbagai pertunjukan kesenian tradisional seperti tarian Kecak,Legong, Barong, Mahabarata,Ramayana, Wayang Kulit dan Musik Gamelan.

Didaerah ini banyak terdapat hotel mewah, artistik dan akomodasi sederhana yang diminati wisatawan, malahan Ubud sering mendapat sebutan sebagai “ Desa Wisata”

Pariwisata Monkey Forest Ubud

Pariwisata Monkey Forest Ubud


Terletak diantara Desa Padang Tegal dan Nyuh Kuning, Ubud, Gianyar, tepatnya 26 km dari Kota Denpasar, terdapat sebuah hutan kecil yang dihuni oleh ratusan Kera Bali yang cukup jinak dan dapat diajak bermain – main disaat para wisatawan menikmati liburan di kawasan Wisata Ubud, Gianyar Bali.
Selain sebagai habitat kera Bali, hutan tersebut juga merupakan Kuburan Desa, dan juga terdapat sebuah pura di dalamnya. Jadi sangatlah lengkap bila para wisatawan mendatangi tempat ini, maksudnya selain bermain dengan kera, wisatawan juga dapat melihat kuburan Bali dan pura dengan arsitektur Balinya. Dan bila tepat waktu sesekali dapat menyaksikan lengkap dengan upacara di pura (odalan) maupun upacara pembakaran mayat (ngaben).

Satu hal penting yaitu tidak mengganggu habitat monyet dan kita harus menyadarinya sebagi tamu di sana. Dan harus tetap berjalan di jalan yang aman.. monyet monyet akan menjadi sangat agresif apabila kita memasuki dan mengganggu wilayah mereka. Jangan sekali kali pernah mengganggu monyet monyet di sana apapun alasannya. Jika anda ingin memberikan makanan lakukan dengan hati hati dan jangan sekali kali menariknya lagi. Kita harus tetap menjaga kelestarian alam dan binatang di sana.

Daerah ini adalah daerah keramat dan terdapat peninggalan purbakala di dalamnya. Cobalah untuk meikmati keindahan dan keajaiban tempat ini dan di waktu yang sama kita juga tetap menjaga dan menghargai kehidupan di dalamnya.
Kawasan ini berada di jalan utama kota Ubud mengarah kearah selatan berada di kaki sebuah bukit, dihuni oleh sejumlah kera yang selalu menunggu makanan yang akan diberikan pengunjung, kera-kera ini kadang-kadang marah jika pengunjung tidak memberikan apa-apa kepada mereka. Hutan seluas 8 hektar ini adalah salah satu pusat penangkaran monyet di Bali. Jalan setapak di antara rimbunnya pepohonan dan suara alam menyertai perjalanan mengelilingi hutan kecil ini selama 30 menit. Selain segerombolan monyet lucu yang berjalan, bergelantungan dan bermain di sepanjang jalan setapak, Anda juga dapat mengunjungi Pura Dalem Agung dan Pura Permandian Suci dengan 3 konsep pura. Pertama adalah Utama Mandala, yaitu tempat permandian para dewa. Pura kedua adalah Madia Mandala, di mana terdapat sebuah kolam suci.
Dan yang ketiga adalah Nista Mandala sebagai tempat permandian untuk umum. Sekedar mengingatkan, monyet-monyet di sini hanya bersahabat bila tidak diganggu. Berhati-hatilah jika memberi makanan dan jangan memakai aksesori. Tempat ini dengan mudah dicapai dengan menyusuri Jalan Monkey Forest di Ubud atau cukup dengan berjalan kaki hanya sekitar 15 menit dari Jalan Raya Ubud,

Tarif masuk ke sanctuary ini adalah Rp. 10.000, untuk dewasa dan Rp. 5.000; untuk anak-anak.

Selasa, 07 Juli 2009

Pariwisata Dolpin di Lovina

Dolpin di Lovina

Keindahan, Lovina merupakan tempat wisata paling terkenal di Bali Utara. Kawasan wisata ini meliputi dua kecamatan yaitu Desa Pemaron, Desa Tukadmungga, Desa Anturan dan Desa Kalibukbuk yang masuk Kecamatan Buleleng sedangkan Desa Kaliasem dan Desa Temukus masuk Kecamatan Banjar. Keduanya masuk wilayah Kabupaten Buleleng. Desa yang terletak paling Timur yaitu Desa Pemaron berjarak sekitar 5 km barat Singaraja dan desa paling barat yaitu Desa Temukus sekitar 12 km dari Singaraja. Pusat kawasan Lovina terletak 10 km dari Kota Singaraja atau sekitar 210 dari Denpasar.

Untuk menuju Lovina dari Denpasar ada beberapa jalur alternatf yaitu jalur Denpasar - Bedugul - Singaraja-Lovina, jalur Denpasar-Bedugul-Seririt-Lovina, atau Denpasar-Gilimanuk-Lovina. Dua jalur pertama perlu waktu sekitar dua jam dengan jalan naik turun melewati daerah dingin, Bedugul. Sedangkan jalur Gilimanuk perlu waktu dua kali lipat dari jalur melewati Bedugul. Jalur terakhir bisajadi pilihan jika Anda tidak ingin melewati jalur berkelok-kelok dan naik turun yang bagi sebagian orang membuat mabuk darat.

Daya tarik berwisata Lovina adalah pantai dengan air laut biru dan tenang. Pasir di tempat ini berwarna kehitam-hitaman sehingga mungkin tidak pas untuk berjemur. Namun karena ombaknya yang tenang, kita bisa berenang di pinggir pantai atau sekadar berendam. Selesai berenang atau berendam, kita berbaring di kursi tidur yang disediakan hotel-hotel di dekat pantai. Atau kalau toh tidak ada kursi tidur, kita bisa saja hanya duduk di atas pasir di bawah rimbun pohon. Sepanjang pantai sekitar 2 km yang membujur arah timur barat ini memang terdapat berbagai tanaman seperti ketapang dan waru sehingga kita bisa berteduh di bawah pohon tersebut.

Hal yang paling membuat Lovina dikenal adalah atraksi wisata melihat lumba-lumba (Orcaella breviroustris) di laut kawasan Lovina. Ikan berwarna hitam kecoklatan ini setiap pagi dan sore berloncatan di lepas pantai Lovina sekitar 2 km dari daratan. Atraksi ini bisa dikatakan paling menarik karena tiap pagi, dan kadang-kadang sore, ratusan turis berlomba mendekati binatang mamalia laut tersebut. Untuk bisa menikmatinya, kita harus membayar Rp 30.000 per orang. Kita bisa tanya ke hotel tempat kita menginap atau langsung datang ke pantai esok pagi karena ada beberapa orang yang siap memandu Anda.

Untuk bisa menikmati lumba-lumba dengan leluasa, sebaiknya Anda bangun sekitar pukul 05.45 wita. Sebab, perahu yang akan membawa kita mengejar lumba-lumba biasanya berangkat pukul 06.00 wita. Pada jam tersebut, suasana masih gelap dan, meski di dekat pantai, udara masih dingin. Dipilihnya waktu pagi tersebut selain karena pada jam tersebut lumba-lumba senang keluar juga karena kita bisa menikmati matahari terbit dari tengah laut.

Perahu yang kita tumpangi berukuran sangat ramping. Lebarnya tak lebih dari satu meter dan panjang sekitar 10 m. Tiap perahu berisi maksimal empat penumpang dan satu kapten perahu dimana tiap orang duduk di atas kayu kecil melintang di tubuh perahu. Mendorong perahu ke laut sebelum ditumpangi bisa jadi cara bagus untuk melepaskan energi dan melemaskan badan sebelum menikmati lumba-lumba. Maka, tidak usah ragu-ragu membantu kapten mendorong perahu.

Perjalanan dimulai. Perahu digerakkan mesin kecil yang membawa kita menuju ke tengah. Sebagai pengimbang, di kanan kiri perahu itu terdapat semacam sayap. Perahu pun melaju membelah air pantai Lovina yang begitu tenang. Di kakan kiri kita, beberapa perahu sejenis dengan dua sampai empat penumpang di dalamnya sedang menuju ke arah yang sama, tengah laut. Suasana masih remang-remang sedangkan di ufuk mulai terlihat semburat jingga pertanda matahari segera menyapa dunia.

Sekitar 2 km dari pantai, ufuk berwarna jingga semakin berubah merah. Namun matahari masih terhalang awan-awan hitam di kaki langit. Perahu-perahu tetap berkejaran seperti siluet karena semburat merah di latar belakang mereka. Lumba-lumba belum terlihat dan gelombang laut mulai terasa lebih besar dari sebelumnya. Perahu melaju perlahan setelah berjalan sekitar 15 menit. Kali ini haluannya berubah ke barat. Lumba-lumba belum juga ada yang terlihat. Perahu semakin banyak, hingga 50an. Lalu, ups, beberapa ekor lumba-lumba meloncat ke permukaan air. Kapal-kapal mengejar ke arah mana lumba-lumba itu berenang. Rombongan lumba-lumba lain terlihat di sisi lain. Kali ini lebih banyak, sekitar 4 ekor. Mereka meloncat ke permukaan air laut lalu kembali tenggelam. Kadang-kadang hanya sirip hitam mereka yang terlihat di permukaan air.

Semakin siang, rombongan ikan lumba-lumba semakin banyak terlihat. Kulit mereka terlihat licin mengkilat kena sinar matahari. Pagi itu mereka mengarah ke barat. Perahu-perahu pun menambah kecepatan melaju mengikuti rombongan binatang pintar tersebut. Jika Anda ingin mendapatkan gambar lumba-lumba yang bagus, sebaiknya kamera selalu dalam posisi siap jepret. Sebab gerakan ikan itu sangat cepat sehingga kadang-kadang ketika kita menjepret mereka ketika meloncat, kamera kita hanya menangkap ketika mereka sudah tenggelam. Juga sebaiknya gunakan kamera berkemampuan jarak jauh karena jarak antara ikan dengan perahu sekitar 5 meter. Akan lebih bagus lagi kalau Anda membawa handycam sehingga bisa merekan lumba-lumba itu dengan sempurna.

Ada kalanya rombongan lumba-lumba itu tidak muncul ke permukaan dalam waktu lama. Kalau sudah demikian, biasanya perahu-perahu yang mengejar itu pun berhenti atau hanya berputar-putar. Gelombang laut pun terasa lebih menggoncang perahu ramping kita. Ketika lumba-lumba itu muncul, kembali perahu digerakkan mengejar lumba-lumba. Turis-turis kembali berseru dan 50-an perahu seperti berlomba saling mendekati lumba-lumba. Toh, perahu-perahu itu saling mengerti, tanpa ada yang tabrakan meski saling mengejar. Hal ini bisa jadi hiburan tersendiri.

Sekitar 1,5 jam mengejar lumba-lumba, binatang laut itu semakin lama tidak muncul hingga akhirnya tinggal beberapa perahu yang masih bertahan menunggu, sisanya kembali. Sinar matahari juga mulai terasa menyengat meski masih pagi. Sebelum kembali ke daratan, kapten perahu biasanya menyuguhkan minuman teh hangat dan pisang goreng. Kita bisa menikmatinya sambil dipermainkan gelombang. Di daratan terlihat bebukitan menjadi pemandangan tersendiri. Hingga setelah puas minum teh hangat, perahu pun kembali ke pantai.

Selesai mengejar lumba-lumba, kita bisa kembali ke hotel dan menikmati sarapan di restoran lalu beristirahat. Namun ada pula turis yang hanya sarapan lalu kembali ke pantai. Kali ini untuk snorkling di Taman Laut Lovina yang berada sekitar 50 meter dari pantai ke arah laut. Untuk itu kita harus bayar lagi Rp 30.000 dan kita mendapat snorkle, sepatu katak (fin), dan baju pelampung. Di Taman Laut ini kita bisa melihat alam bawah laut Lovina. Meski jauh pesonanya dibandingkan Pulau Menjangan, Nusa Lembonga, atau yang lain, tidak ada salahnya kita menikmati. Sebab ikan-ikan tropisnya juga lumayan menarik. ketika kita lemparkan roti ke arah mereka,ikan-ikan itu akan saling mengejar roti tersebut. Selama sekitar satu jam kita bisa menikmati ikan-ikan dan karang laut Lovina.

Jika tidak terlalu tertarik untuk snorkling, kenapa tidak mencoba tempat-tempat menarik di Lovina. Tempat paling ramai di sepanjang Lovina adalah Lovina Centre yang masuk wilayah Desa Kalibukbuk. Di tempat ini terdapat monumen lumba-lumba sebagai tanda bahwa lumba-lumbalah daya tarik utama pantai berbatas laut jawa ini. Monumen lumba-lumba itu tingginya sekitar lima meter dengan seekor lumba-lumba di bagian atasnya. Di dasar monumen, empat ekor lumba-lumba lebih kecil mengelilingi monumen tersebut. Dengan latar belakang laut di sebelah utara, monumen ini bisa jadi latar belakang foto yang menarik. Tempat lainnya adalah Jl Ketapang Kalibukbuk yang berjarak sekitar 500 meter dari Lovina Centre. Tempat ini mirip tempat pertama tersebut namun tidak ada monumen lumba-lumbanya.

Setelah itu Anda bisa menyusuri pantai. Dengan pasir hitam, berjalan sepanjang pantai memang terasa sangat panas. Namun sepanjang pantai itu terdapat pohon ketapang dan waru yang bisa tempat istirahat dan berteduh. Ada pula beberapa bale kecil yang memudahkan kita duduk. Selain itu, ada pula trotoar untuk pejalan kaki sekitar 10 meter dari bibir pantai. sehingga kita juga menyusuri pantai di trotoar. Enaknya lagi, trotoar itu kadnag melewati restoran sehingga kalau lapar Anda tinggal berhenti dan menghilangkan haus di sana. Kawasan Lovina ini memang ditunjang oleh banyaknya fasilitas kepariwisataan di seperti kafe, akomodasi baik hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata maupun homestay, restoran, artshop, travel agent, bahkan money changer. Harga hotel misalnya sangat bervasriasi antara Rp 60.000 per malam hingga Rp 500.000 per malam. Dengan harga murah tersebut, rata-rata tamu yang mengunjungi di Lovina memilih tinggal lama (long stay).

Posisi Lovina yang berada di jalur utama Gilimanuk-Singaraja memudahkan turis kalau ingin menikmati tempat lain. Biasanya hotel tempat kita menginap menawarkan beberapa paket perjalanan. Misalnya paket diving ke Pulau Menjangan, treking ke Taman Nasional Bali Barat (TNBB), atau perjalanan sehari ke Bedugul. Pilihan terakhir bisa jadi referensi. Selain menikmati perjalanan ke Bedugul yang berjarak sekitar 25 km dari Lovina, perjalanan balik biasanya melewati Banyuatis yang terkenal karena kopinya. Di tempat ini, selain bisa melihat tanaman kopi dan bagiamana selukbeluknya, kita juga bisa melihat proses pascapanen kopi hingga siap diminum. Anda bisa mencoba sendiri bila ke sana. Dari tempat inilah kopi bali yang ternama itu berasal. Perjalanan kembali dari Banyuatis ke Lovina akan melwati medan naik turun berkelok-kelok dengan latar belakang laut jawa dan Kota Singaraja nun jauh di bawah sana. Hingga sampailah kita di Lovina kembali.

Beranjak senja, semburat cahaya merah di ufuk barat juga mulai terlihat. Suasana di sekitar pantai juga mulai gelap karena sedikitnya lampu penerang. Maka tibalah waktunya untuk kembali ke hotel untuk mempersiapkan diri menyambut hiburan malam. kafe-kafe sepanjang Jl Hotel Puri Bagus dan Jl Binaria menyajikan suasana malam yang tidak jauh berbeda dengan Kuta. Bahkan di sini lebih nikmat karena lebih sepi dan kita masih bisa debur ombak perlahan sambil menikmati bir atau minuman penghangat lainnya.

Senin, 06 Juli 2009

Pariwisata Tirtha Gangga



Sejarah:
Tirtagangga dibangun pada tahun 1948 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem. Taman air ini dikonstruksi dalam arsitektur yang sangat unik dengan gaya Bali dan Cina.

Lokasi:
Tirtagangga terletak di Desa Ababi, Kecamatan Abang-sekitar 83 km dari Denpasar dan 6 km dari Amlapura ke utara.

Fasilitas:
Fasilitas yang tersedia di daerah ini antara lain hotel-hotel kecil, restoran-restoran kecil, dan warung-warung serta areal parkir yang luas.

Deskripsi:
Tirtagangga terletang pada daerah 1,2 hektar yang terdiri atas tiga kompleks. Kompleks pertama yakni pada bagian paling bawah dapat ditemukan dua kolam teratati dan air mancur. Kompleks kedua adalah bagian tengah dimana dapat ditemukan kolam renang; sementara, pada bagian ketiga, yakni kompleks ketiga, kita dapat menemukan tempat peristirahatan raja.

Sebelum konstruksi Tirtagangga, terdapat sumber mata air besar di daerah ini; sehingga masyarakat setempat menyebut daerah ini “embukan” yang artinya mata air.

Mata air itu kemudian difungsikan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan air dan juga sebagai “pemurnian” dari para Dewa. Untuk tujuan ini, mata air ini dianggap suci dan sacral.

Aspek religius dalam mengkonstruksi Tirtaganga untuk rumah istirahat raja dan juga untuk fungsi umum layak untuk disaksikan.

Pariwisata Kintamani, Keindahan Gunung, Danau Batur



Di daerah pegunungan sekitar Kintamani, terdapat Gunung Batur dengan danau kawah yang dalam dan mata air panas alami yang ada di Toyabungkah. Udara pegunungan yang sejuk disertai pemandangan ke seluruh arah, sama indahnya dengan keberadaan beberapa pura penting, yang telah membuat Kintamani menjadi salah satu tempat yang tidak terlupakan dalam agenda wisatawan Bali.

Gunung Batur adalah salah satu gunung berapi kecil, namun letaknya berada di tengah-tengah kawah besar berdiameter 14 Km. Selain itu, Gunung Batur bersebelahan dengan Danau Batur yang berbentuk sabit yang dikelilingi tembok tinggi pinggiran kawah. Ukuran kecuraman kawah akan membuat Anda membayangkan letusan dahsyat dari Gunung Batur yang terjadi sepuluh ribu tahun yang lalu.

Gunung Batur Kintamani Bali saat ini masih aktif sampai sekarang seperti penduduk Bali yang masih mengingat letusan yang terjadi pada tahun 1917 tersebut dimana letusan tersebut telah mengambil ribuan nyawa dan menghancurkan ratusan rumah penduduk Desa Batur Tua yang berada di dasar kaldera Batur. Selajutnya masyarakat yang masih hidup akhirnya mengungsi ke Desa Batur yang sekarang (Kalangayar, yang berarti tempat yang baru.) Pura Ulundanu Batur yang sebelumnya juga berada di dasar kaldera di sebelah selatan Gunung Batur turut dipindahkan ke tempatnya yang sekarang.

Pesona yang ditawarkan disini lebih banyak kepada wisata pemandangan alam. Pemandangan alamnya yang berupa kombinasi pemandangan Danau Batur dan Gunung Batur yang berdiri di tengah-tengah kaldera membuat daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata paling favorit di Bali

Jika anda mempunyai waktu lebih dan suka petualangan atau fotografi, ada baiknya anda menginap di daerah sekitar Gunung Batur untuk kemudian besoknya melakukan pendakian Gunung Batur atau kaldera Batur di sebelah timur Gunung Batur sambil menikmati indahnya matahari terbit yang muncul dari balik Gunung Rinjani di Lombok.

Obyek wisata Kintamani dapat dicapai sekitar 2 jam perjalanan dari Denpasar atau Kuta. Bisa juga anda lewati ketika Anda ingin berwisata ke Lovina.

Penginapan
Terdapat beberapa tempat penginapan mulai dari hotel berbintang sampai dengan jenis home stay di Kintamani. Anda dapat memilih salah satunya untuk menginap sesuai dengan budget Anda. Salah satu penginapan yang cukup baik di sekitar Kintamani adalah Penginapan Lakeside Cottages dan Under the Volcano II, yang berlokasi di Toyabungkah.

Restoran
Di Penelokan (tempat melihat-lihat), terdapat beberapa restoran, dimana Anda dapat beristirahat dan mendapatkan menyantap makanan yang sesuai dengan selera Anda.

Oleh-oleh khas Kintamani.
Kintamani terkenal dengan mascot jeruknya. Jeruk bias menjadi alternative oleh-oleh ketika Anda mengunjungi Kintamani. Tapi banyak juga bertebaran took-toko souvenir sepanjang perjalan Denpasar-Kintamani terutama yang melewati jalur Tampaksiring.

Apa yang menarik di Kintamani??

Wisata Trekking & Hiking di Gunung Batur atau Kaldera Batur

Jika anda punya waktu cukup dan suka petualangan kecil, ada baiknya anda menyempatkan diri menginap satu hari di Toya Bungkah untuk selajutnya mendaki ke puncak Gunung Batur untuk melihat matahari terbit. Anda dapat melakukan trekking ini dengan cara meminta pada sebuah kelompok guide lokal atau pelayanan wisatawan yang terdapat disana. Baca juga disini untuk artikel tentang wisata trekking Kalder Batur

Mengunjungi wisata kuburan Desa Trunyan
Desa Trunyan, merupakan salah satu Desa Tua, sering juga disebut Bali Aga atau Bali Mula. Masyarakat Desa Trunyan masih sangat memegang kuat tradisinya, terutama tradisi penguburan mayat. Penguburan mayat di Trunyan tidak dilakukan sebagaimana layaknya masyarakat di daerah lain menguburkan mayat. Mayat-mayat disana cuma dibungkus kain kafan selajutnya ditaruh di atas tanah dengan dikelilingi oleh “ancak saji” anyaman dari bamboo yang dibentuk sedemikian rupa, kemudian dipancangkan di sekeliling mayat. Hal yang unik adalah, meski mayat tidak ditanam dalam tanah, namun tidak mengeluarkan bau sedikit pun. Masyarakat percaya, bahwa bau mayat itu dinetralisir oleh pohon taru menyan yang tumbuh besar di areal pemakaman Desa Trunyan.
Menurut cerita masyarakat, jaman dahulu kala mayat sengaja tidak ditanam untuk menghalangi bau pohon taru menyan yang konon menyebar sampai ke Jawa. Karena raja yang berkuasa di Trunyan pada waktu itu takut daerahnya diserang lantaran harumnya pohon taru menyan, maka beliau berinisiatif menetralisir bau kelewat harum itu dengan tidak mengubur mayat masyarakat yang meniggal. Akhirnya sampai sekarang tradisi itu masih dipegang teguh oleh masyarakat.

Menikmati air panas alami di Toyabungkah

Toya Bungkah merupakan salah satu kawasan yang mempunyai air panas alami di Bali. Sampai-sampai pujangga sekaliber Sutan Takdir Alisjahbana mendirikan sebuah rumah yang selajutnya dipakai ajang seni oleh masyarakat sekitarnya pada tahun 70-80an. Ada dua macam air panas di sana, yang pertama dikelola oleh Yayasan milik Desa Adat Batur, sedangkan yang satu lagi dikelola oleh perusahaan. Ada baiknya anda coba air panas ini, karena dengan suhu yang mencapai 30-45 derajat air panas Toyabungkah dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Mengunjungi Pura Ulundanun Batur
Pura Ulun Danu Batur, letaknya dekat dengan Desa Batur. Ini adalah pura terpenting setelah Besakih. Pura Batur merupakan salah satu pura Kahyangan Jagat, yaitu pura-pura terpenting di Pulau Bali. Sangat baik dikunjungi setiap waktu sepanjang tahun, khususnya selama Odalan, yang biasa terjadi pada Bulan Maret namun tergantung pada bulan purnama, dimana didedikasikan pada Dewi Danu. Danau Batur dipercaya sebagai sumber irigasi seluruh pulau Bali.

Rabu, 01 Juli 2009

Pariwisata Candi Mendut



Candi Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang agama Buddha. Candi ini terletak di desa Mendut, kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur.

Masa pembuatan
Patung Buddha di dalam candi Mendut
Candi Mendut didirikan semasa pemerintahan Raja Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra telah membangun bangunan suci bernama veluvana yang artinya adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan dengan Candi Mendut.

Arsitektur candi
Bahan bangunan candi sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa kecil yang terpasang sekarang adalah 48 buah.
Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.

Hiasan pada candi Mendut
Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa bidadara dan bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.Pada kedua tepi tangga terdapat relief-relief cerita Pancatantra dan jataka.
Dinding candi dihiasi relief Boddhisatwa di antaranya Awalokiteśwara, Maitreya, Wajrapāṇi dan Manjuśri. Pada dinding tubuh candi terdapat relief kalpataru, dua bidadari, Harītī (seorang yaksi yang bertobat dan lalu mengikuti Buddha) dan Āţawaka.
Di dalam induk candi terdapat arca Buddha besar berjumlah tiga: yaitu Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan (mudra) dharmacakramudra. Di depan arca Buddha terdapat relief berbentuk roda dan diapit sepasang rusa, lambang Buddha. Di sebelah kiri terdapat arca Awalokiteśwara (Padmapāņi) dan sebelah kanan arca Wajrapāņi. Sekarang di depan arca Buddha diletakkan hio-hio dan keranjang untuk menyumbang. Para pengunjung bisa menyulut sebuah hio dan berdoa di sini.

Kronologi penemuan
• 1836 – Ditemukan dan dibersikan
• 1897 – 1904 kaki dan tubuh candi diperbaiki namun hasil kurang memuaskan.
• 1908 – Diperbaiki oleh Theodoor van Erp. Puncaknya dapat disusun kembali.
• 1925 – sejumlah stupa disusun kembali.

Jumat, 26 Juni 2009

Pariwisata Candi borobudur


Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Candi Borobodur juga salah satu 7 dari keajaiban di Dunia

Pemberian nama Borobudur
Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" (bhudara) di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi.
Sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, Casparis memperkirakan, pendiri Borobudur adalah raja dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga sekitar 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

Struktur Borobudur

Borobudur dilihat dari pelataran sudut barat laut
Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar, tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Selain itu tersebar di semua tingkat-tingkatannya beberapa stupa.
Borobudur yang bertingkat sepuluh menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana. bagaikan sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha.
Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 120 panel cerita Kammawibhangga. Sebagian kecil struktur tambahan itu disisihkan sehingga orang masih dapat melihat relief pada bagian ini.
Empat lantai dengan dinding berelief di atasnya oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk-ceruk dinding di atas ballustrade atau selasar.
Mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud). Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar.
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga unfinished Buddha, yang disalahsangkakan sebagai patung Adibuddha, padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung pada stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini.
Di masa lalu, beberapa patung Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang dikirimkan kepada Raja Thailand, Chulalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.
Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia.
Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala.
Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock yaitu seperti balok-balok Lego yang bisa menempel tanpa lem.

Relief
Di setiap tingkatan dipahat relief-relief pada dinding candi. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sansekerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka.
Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar.
Adapun susunan dan pembagian relief cerita pada dinding dan pagar langkan candi adalah sebagai berikut.

Karmawibhangga
Salah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur (lantai 0 sudut tenggara)
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan.

Lalitawistara
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap ) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari sorga Tusita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.
Jataka dan Awadana
Jataka adalah cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan baik, yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Sesungguhnya, pengumpulan jasa/perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.
Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur jataka dan awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura dan jang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

Gandawyuha
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.

Tahapan pembangunan Borobudur
• Tahap pertama
Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti (diperkirakan antara 750 dan 850 M). Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak. tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar.
• Tahap kedua
Pondasi Borobudur diperlebar, ditambah dengan dua undak persegi dan satu undak lingkaran yang langsung diberikan stupa induk besar.
• Tahap ketiga
Undak atas lingkaran dengan stupa induk besar dibongkar dan dihilangkan dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa dibangun pada puncak undak-undak ini dengan satu stupa besar di tengahnya.
• Tahap keempat
Ada perubahan kecil seperti pembuatan relief perubahan tangga dan lengkung atas pintu.
Ikhtisar waktu proses pemugaran Candi Borobudur
• 1814 - Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur. Raffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
• 1873 - monografi pertama tentang candi diterbitkan.
• 1900 - pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.
• 1907 - Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.
• 1926 - Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II.
• 1956 - pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO. Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.
• 1963 - pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
• 1968 - pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.
• 1971 - pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
Batu peringatan pemugaran candi Borobudur dengan bantuan UNESCO
• 1972 - International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya. Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika Serikat. Sisanya ditanggung Indonesia.
• 10 Agustus 1973 - Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984
• 21 Januari 1985 - terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali. Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstrem yang dipimpin Habib Husein Ali Alhabsyi.
• 1991 - Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.